Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Di atas kertas, harga CPO masih rentan mengalami tren bearish. Namun, harapan untuk kenaikan harga tetap ada, meski belum akan signifikan. Komoditas ini mendapat sentimen positif dari musim kemarau berkepanjangan yang melanda Indonesia dan Malaysia.
Hal ini dapat mengganggu produksi CPO di kedua negara tersebut.
Potensi peningkatan permintaan CPO juga masih cukup terbuka. “Selain China, ada juga India yang diperkirakan mengalami kenaikan impor CPO hingga 2% di tahun ini,” terang Ibrahim.
Baca Juga: Harga CPO Mulai Naik, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Astra Agro (AALI) premium
Permintaan CPO dari India dapat meningkat karena tidak lama lagi di negara ini akan melangsungkan perayaan Diwali.
Pelantikan Presiden Joko Widodo periode kedua juga bisa menjadi momentum perbaikan harga CPO. Pasalnya, pemerintah Indonesia berupaya mempercepat realisasi biodiesel30 (B30). Alhasil, serapan CPO di dalam negeri berpotensi meningkat.
Secara teknikal, bollinger band moving average 70% di atas bollinger bawah sehingga menjadi sinyal positif kenaikan harga CPO. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan indikator stochastic yang 70% negatif dan MACD 60% negatif. Adapun indikator RSI wait and see.
Baca Juga: Pemain properti mendominasi jajaran emiten baru, ini kata analis
Ibrahim memprediksi, harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.150—RM 2.180 per metrik ton pada Senin (30/9) nanti. Sementara untuk sepekan ke depan, harga CPO akan bergulir di rentang RM 2.100—RM 2.200 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News