kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO berpotensi naik, ini alasannya


Jumat, 12 April 2019 / 19:28 WIB
Harga CPO berpotensi naik, ini alasannya


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) masih berpotensi meningkat karena permintaan produk turunan minyak sawit bertambah.

Mengutip Bloomberg, Jumat (12/4) pukul 16.12 WIB harga kontrak CPO pengiriman April 2019 di Malaysia Derivative Exchange berada di level RM 2.162 per metrik ton, naik tipis 0,4% dari sehari sebelumnya RM 2.154 metrik per ton.

Menurut Analis MNC Sekuritas, Krestanti Nugrahane Widhi penurunan harga CPO belakangan ini karena kekhawatiran akan peningkatan stok minyak sawit di Malaysia, seiring dengan penurunan harga kedelai yang merupakan produk substitusi minyak sawit.

Tercatat pada Maret 2019, Malaysia memasuki masa panen sehingga mendorong produksi minyak sawit Malaysia meningkat sebesar 6,21% year on year (yoy). Begitu juga dengan persediaan minyak sawit Malaysia tercatat meningkat 24,67% yoy menjadi 2,91 juta ton. Ekspor Malaysia pada bulan Maret meningkat 32,70% month on month (mom).

“Harga CPO masih memiliki peluang meningkat didukung memasukinya bulan Ramadhan pada awal bulan Mei, sehingga permintaan produk turunan minyak sawit meningkat,” kata Krestanti kepada Kontan.co.id, Jumat (12/04).

Krestanti menjelaskan, juga kinerja ekspor CPO Indonesia selama 2018 tercatat meningkat 7,85% secara tahunan menjadi 34,70 juta ton. Peningkatan konsumsi domestik turut mendorong perbaikan stok persediaan yang berada di level 3,26 juta ton.

Peluang meningkatnya harga CPO juga didukung upaya pemerintah peningkatan konsumsi CPO domestik melalui perluasan B20. Pemerintah menetapkan alokasi volume untuk pengadaan biodiesel sebesar 6,20 juta kiloliter (kl) tahun ini.

Adapun perluasan B20 menjadi B30 diperkirakan mampu menyerap CPO (dalam bentuk biodiesel) hingga 6 juta ton yang terdiri atas potensi penggunaan CPO pada PLN, dan PJKA sebagai pengganti solar. Kemudian, potensi dari subsitusi bensin petro dengan green gasoline dari sawit. Menurut Krestanti, program perluasan mandatori B20 akan berjalan efektif, terbukti dari serapan biodiesel pada tahun lalu sebesar 3,8 juta ton meningkat 72% yoy.

Krestanti memproyeksikan harga CPO berpotensi bergerak di rentang RM 2.300-2.500 tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×