kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO berpotensi melemah


Jumat, 10 Januari 2014 / 18:18 WIB
Harga CPO berpotensi melemah
ILUSTRASI. Di musim kemarau seperti saat ini, berikut cara untuk mengatasi udara di rumah yang terasa panas.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga Crude Palm Oil (CPO) melemah dalam sesi perdagangan lima hari terakhir.

Di Bursa Derivatif Malaysia sampai dengan Jumat (10/1) pukul 12.30 WIB kemarin, harga CPO untuk kontrak pengiriman Maret menurun tipis ke level RM 2.537 ($776,9101) per metric ton atau melemah 0,07% dibanding hari sebelumnya. Harga ini juga lebih rendah 1,6% dalam lima sesi perdagangan terakhir dan telah melemah 4,6% jika dibandingkan dengan harga penutupan akhir tahun 2013 yang berada di level RM 2.659 ($810,3002) per metric ton.

Berdasarkan prediksi dari Departemen Pertanian Amerika, jumlah cadangan kedelai global akan mencapai 71,46 juta ton atau lebih besar dari 70,62 juta ton pada Desember. Ini mungkin akan meningkatkan suplai minyak kedelai sebagai pengganti minyak sawit.

Selain itu, rilis data resmi terkait cadangan, ekspor, dan permintaan di Malaysia oleh kantor industri palm oil Malaysia pada Jumat kemarin menunjukkan ekspor palm oil yang turun. Ekspor Malaysia pada Desember kembali mencatatkan penurunan sebesar 1,36% dari penurunan di bulan sebelumnya sebesar 8,20%. Sedangkan dalam total jumlah, ekspor CPO menurun dari 1,52 juta metrik ton pada November menjadi 1,50 juta metrik ton. Menurunnya ekspor Malaysia yang akan membuat cadangan palm oil meningkat.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir mengatakan, harga CPO memang tengah tertekan dipicu oleh adanya kekhawatiran akan bergesernya permintaan dari CPO ke minyak kedelai karena melimpahnya suplai kedelai dan harganya yang lebih murah dibandingkan dengan palm oil.

Selain itu, adanya kewaspadaan dari pelaku pasar menjelang publikasi data payroll Amerika yang akan memberi petunjuk arah kebijakan bank sentral Amerika. Diprediksi bank sentral akan lebih agresif mengurangi jumlah pembelian obligasi lanjutan sehingga likuiditas di pasar berkurang. "Dengan likuiditas yang berkurang, maka market khawatir hal tersebut bisa memukul produk komoditas termasuk CPO," kata Firman.

Untuk prediksi harga sepekan ke depan, Firman memproyeksi harga akan bergerak di kisaran RM 2.425 - RM 2.600 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×