Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Sinyal perlambatan ekonomi global kian merontokkan harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO). Harga minyak nabati ini pun anjlok ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir.
Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange sempat terjun 2,2% ke RM 2.939 atau setara US$ 919 per metrik ton. Ini level terendahnya sejak 3 November lalu. Kemudian, kontrak yang sama bergulir ke posisi RM 2.955 hingga pukul 11.43 waktu Kuala Lumpur.
Harga minyak sawit terus melandai, lantaran spekulasi permintaan bakal merosot. Spekulasi ini mencuat seiring sinyal perlambatan ekonomi yang terlihat di AS dan China.
Akhir pekan lalu, tingkat pengangguran AS dilaporkan naik menjadi 8,2% dari semula 8,1%. Sementara, indeks manufaktur China terseret turun ke level 55,2 dari semula masih di 56,1.
"Ini salah satu kabar buruk dari sekian banyak lainnya. Cina melambat, data pekerjaan di AS berada di bawah ekspektasi, dan dengan apa yang terjadi di Eropa, orang akan mencari posisi aman," kata James Ratnam, analis TA Securities Holdings Bhd, hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News