Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus tergerus menjelang deadline obligasi jatuh tempo. Harga BUMI hingga pukul 14.27 WIB di Rp 185 per saham.
Harga BUMI dibanding pekan lalu melemah 4,14%. Jika dibandingkan penutupan pekan lalu, saham ini melemah 3,14%.
Anak usaha BUMI di Singapura, Enercoal Resource Pte menghadapi utang jatuh tempo pada 5 Agustus lalu sebesar US$ 375 juta, yang diperpanjang hingga besok. BUMI, menurut Bloomberg, sudah menyurati para pemegang saham, menyatakan tidak mampu membayar utang pokok.
Menurut analis, posisi BUMI secara teknis disebut default. ini akan membuat posisi tawar pemegang obligasi lebih besar dalam negosiasi ketimbang manajemen BUMI.
Nah, BUMI berniat menggelar pertemuan dengan pemegang obligasi pada 22 Agustus mendatang. Agenda rapat yang digelar kurang dari dua pekan ini, merestrukturisasi obligasi tersebut.
Menurut surat manajemen pada pemegang obligasi tertanggal 7 Agustus lalu yang diperoleh Bloomberg, BUMI meminta perpanjangan jatuh tempo obligasi menjadi April 2018 dan kupon menjadi 6% dari sebelumnya 9,25%. Harga obligasi juga diminta dipangkas menjadi Rp 250, dari sebelumnya Rp 3.3669 per unit.
Namun, manajemen BUMI enggan berkomentar mengenai proposal tersebut.
Itu merupakan upaya RUPO kedua yang dilakukan BUMI. Yang pertama, digelar pada 20 Juni lalu, namun tidak kuorum. Agenda RUPO pertama, antara lain perpanjangan tenor menjadi Juli 2021 dengan kupon menjadi 7%.
Menengok ke belakang, menjelang RUPO pertama, harga BUMI juga terus terjun. Pada tanggal 20 Juni, harga saham emiten Grup Bakrie ini nangkring di Rp 153, anjlok 21% dari posisi dua pekan sebelumnya (6/6) yang berada di Rp 194 per saham.
BUMI lalu turun ke harga Rp 131 pada perdagangan esok harinya (23/6), yang menjadi rekor terendahnya.
Sepanjang tahun ini, BUMI telah melorot 38,7%, dari posisi akhir tahun lalu, di Rp 300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News