Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Harga Bitcoin jatuh ke level terendah sejak Juli 2021 pada hari Senin (9/5/2022). Melansir Reuters, harga Bitcoin turun seiring dengan merosotnya pasar saham AS di tengah kekhawatiran tentang jalur pengetatan agresif Federal Reserve.
Harga cryptocurrency terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, bitcoin, turun ke level US$ 3.331,28, jatuh untuk lima sesi kelima berturut-turut. Bitcoin terakhir turun 9,8% ke level US$ 30.724.
Sepanjang Mei, harga bitcoin telah turun 19%, dan telah kehilangan lebih dari setengah nilainya sejak mencapai level tertinggi sepanjang masa di level US$ 69.000 pada November tahun lalu.
Informasi saja, indeks S&P 500 pada hari Senin anjlok dan mencapai level terendah sejak April 2021. Penurunan dipimpin oleh aksi jual saham mega-cap. Sedangkan indeks Nasdaq turun lebih dari 3%.
Baca Juga: Harga Bitcoin Jatuh ke Level Terendah dalam 3 Bulan, Masih Berpotensi Turun
Salah satu saham yang memberatkan indeks Nasdaq dan S&P 500 adalah penurunan saham Apple yang mencapai 3% lebih.
Alex Miller, chief executive officer Hiro, percaya volatilitas di pasar berasal dari aksi spekulasi.
"Dan karena bitcoin sangat spekulatif, harga dan pasar crypto lainnya turun bersama pasar umum," jelasnya seperti yang dikutip Reuters.
Hiro membangun alat pengembang untuk Stacks, aplikasi yang memungkinkan jaringan dan kontrak pintar untuk bitcoin.
Ether, cryptocurrency terbesar kedua di dunia yang digunakan untuk blockchain Ethereum, turun ke level US$ 2.245, terendah sejak akhir Januari.
Baca Juga: Bitcoin Banyak Dilirik, Warren Buffett Tetap Tak Berminat
“Hal terpenting yang harus dilakukan untuk mempersiapkan pasar bearish adalah mempertahankan portofolio yang seimbang dan tidak terlalu banyak berinvestasi dalam aset yang Anda tidak mampu untuk menunggu musim dingin kripto,” kata Miller.
Dia menambahkan, "Seperti yang telah kita lihat dari setiap penurunan yang pernah ada, hal terbaik yang dapat Anda lakukan dengan aset jangka panjang seperti bitcoin adalah menahan, atau bahkan meningkatkan posisi Anda jika Anda siap untuk melakukan itu."
Sementara itu, menurut manajer aset digital Coinshares dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Senin, terlepas dari penurunan harga bitcoin, dana dan produk yang terkait dengannya membukukan arus masuk minggu lalu sebesar US$ 45 juta.
Ahli strategi investasi CoinShares James Butterfill mengatakan investor mengambil keuntungan dari penurunan harga bitcoin.
Sektor crypto secara keseluruhan juga membukukan arus masuk sebesar US$ 40 juta, laporan CoinShares menunjukkan.
Matt Dibb, chief operating officer platform crypto Stack Funds, mengatakan faktor lain dalam penurunan bitcoin terjadi selama akhir pekan selama likuiditas pasar crypto yang terkenal rendah.
Dibb juga menilai, ada juga ketakutan jangka pendek bahwa stablecoin algoritmik Terra USD (UST) dapat kehilangan posisinya terhadap dolar.
Baca Juga: Warren Buffett Tak Tertarik Beli Bitcoin, Lebih Suka Borong 2 Aset Produktif Ini
Stablecoin adalah token digital yang dipatok ke aset tradisional lainnya. Salah satunya adalah dolar AS.
UST diawasi dengan ketat baik karena cara baru mempertahankan pasak dolar 1 : 1 dan karena pendirinya telah menetapkan rencana untuk membangun cadangan bitcoin senilai US$ 10 miliar untuk mendukung stablecoin, yang berarti volatilitas di UST berpotensi tumpah ke pasar bitcoin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News