Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Reli terbaru Bitcoin ke harga tertinggi sepanjang masa di atas US$ 66.000 pada Rabu (20/10) memunculkan gelombang prediksi bullish baru, dengan harga kripto tertua di dunia itu naik lebih dari dua kali lipat dari awal tahun ini.
“Bitcoin menembus level tertinggi sepanjang masa adalah waktu yang lama datang dan telah dibuat sejak aset kehilangan 50% nilainya pada Mei lalu,” Ben Caselin, Head of Research and Strategy AAX, mengatakan kepada CoinDesk, Rabu (20/10).
Dia memproyeksikan, harga Bitcoin meroket melewati US$ 100.000, yang semakin banyak analis pasar gambarkan sebagai target harga baru mereka.
Bitcoin baru berusia 12 tahun, tapi para trader di pasar digital dan Wall Street bisa dibilang lebih fokus dibanding sebelumnya terhadap pergerakan mata uang kripto.
Baca Juga: Nyaris tembus US$ 67.000, harga Bitcoin cetak rekor tertinggi baru sepanjang masa
Jadi, dengan harga Bitcoin sekarang di tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, analis menyesuaikan model mereka dan mengamati grafik untuk memprediksikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Hanya bulan ini saja, harga Bitcoin telah reli lebih dari 50%, didorong oleh persetujuan pertama regulator AS atas dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang terkait dengan kontrak berjangka Bitcoin.
ETF Strategi Bitcoin ProShares memulai perdagangan pada Selasa (19/10) di Bursa Efek New York dengan mengumpulkan volume perdagangan US$ 1 miliar yang mencengangkan, salah satu peluncuran ETF paling sukses sepanjang masa.
“Semua mata tertuju pada US$ 100.000, tetapi ketika investor ritel masuk dan lebih banyak dana terbuka untuk Bitcoin, termasuk ETF yang didukung secara fisik, US$ 100.000 tidak mungkin menjadi akhir dari itu,” ujar Caselin.
Baca Juga: Harga Bitcoin siap ukir rekor tertinggi baru sepanjang masa, tembus US$ 64.500
Matthew Dibb, Chief Operating Officer Stack Funds, mengatakan, sejak peluncuran ETF ProShares, telah terjadi gelombang besar partisipasi investor ritel.
Pendanaan untuk pasar berjangka meningkat, tetapi tidak pada tingkat tinggi yang terlihat di awal tahun ini. “Target kami selanjutnya di spot BTC adalah US$ 80.000 dalam jangka pendek,” kata Dibb, seperti dikutip CoinDesk.
“Saya tidak akan terkejut jika kita melihat Bitcoin naik menuju US$ 100.000 pada kuartal keempat tahun 2021 atau kuartal pertama tahun 2022,” sebut Ulrik Lykke, Pendiri ARK36, seperti dilansir CoinDesk.
Hanya, Samuel Indyk, Analis Investing.com, mengingatkan, seperti yang terjadi di masa lalu, ketika peristiwa besar di pasar kripto terjadi, koreksi harga mungkin terjadi:
“Misalnya, ketika kontrak berjangka Bitcoin diluncurkan di Chicago Mercantile Exchange (CME) pada 2017, pasar bearish terjadi tak lama setelah itu, dan butuh hampir tiga tahun untuk harga pulih,” ungkapnya, seperti dikutip CoinDesk.
Mengacu data CoinDesk, pada Kamis (21/10), harga Bitcoin melorot dari posisi tertinggi sepanjang masa. Pukul 11.12 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 64.954,9 atau naik 1,66% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Selanjutnya: Tembus US$ 64.000, sejengkal lagi harga Bitcoin ukir rekor tertinggi sepanjang masa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News