Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Adi Wikanto
Prediksi harga CPO
Sementara untuk tahun depan, menurutnya, harga CPO akan jauh lebih stabil selama tidak ada lagi pembatasan kegiatan ekonomi maupun cuaca buruk ekstrem yang berkelanjutan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Oktavianus saat ini juga memberi rating overweight untuk emiten sektor perkebunan di Indonesia. Ia meyakini, prospek CPO masih akan menarik pada sisa tahun ini seiring produksi di Malaysia yang masih cenderung rendah. Belum lagi, permintaan dari India masih akan mengalami kenaikan seiring bea pajak di sana diturunkan.
“Dari sisi produsen, kebijakan pemerintah yang merevisi pungutan ekspor CPO pada pertengahan tahun lalu akan meningkatkan margin para produsen. Hal ini menjadi katalis positif untuk kinerja emiten perkebunan,” imbuhnya.
Pada tahun ini, Juan memproyeksikan average selling price (ASP) CPO akan berada di level RM 4.372 per ton. Sementara untuk tahun depan diproyeksikan akan sebesar RM 4.100 per ton.
Juan lebih rekomendasi saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) ketimbang PT PP Londum Sumatera Tbk (LSIP) untuk saat ini. AALI memiliki area penanaman yang lebih luas, yakni 289.000 dibanding milik LSIP yang hanya 96.000. Selain itu, dari FFB yield, AALI juga lebih tinggi, yakni 8,8x berbanding 7,2x, serta punya usia rata-ratan tanaman yang lebih produktif, yakni 15,5 tahun berbanding 16,9 tahun.
Berbeda dengan Juan, saat ini, Cheryl menjadikan saham LSIP sebagai rekomendasi top pick untuk emiten sektor perkebunan. Menurut dia, LSIP tengah mempersiapkan pertumbuhan produksi sawit 5% lebih tinggi dari tahun lalu.
Pihak manajemen LSIP juga telah melakukan beberapa upaya seperti replanting, membuka lahan baru, dan pengoperasian pabrik sawit baru. “Selain itu secara valuasi saham, LSIP masih di bawah rata-rata PE-nya dalam 3 tahun terakhir. Hal ini membuat LSIP secara valuasi, masih murah sahamnya dan punya prospek yang menarik ke depan,” katanya.
Baca Juga: Memasuki bulan November, saham-saham CPO punya peluang naik
Sementara Kiswoyo melihat, dengan peluang dan prospek yang menarik, saham-saham emiten perkebunan bisa dikoleksi ketika harganya mengalami koreksi.
Berikut rekomendasi saham perusahaan CPO dari para analis:
1. Rekomendasi saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Pada kuartal III-2021, emiten berkode saham AALI berhasil mencatatkan kenaikan volume penjualan CPO sebesar 410.000 ton atau naik 27,1% secara kuartalan. Padahal, secara produksi, AALI justru turun di kuartal III-2021, di mana produksi FFB sebesar 1,1 juta ton atau turun 1,9% secara kuartalan. Lalu produksi CPO AALI juga turun 6% secara kuartalan menjadi 382 ribu ton. Untungnya penurunan produksi dikompensasi oleh kenaikan ASP AALI menjadi Rp 10.700 per kg dari 10.300 per kg.
Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Oktavianus merekomendasikan beli untuk saham AALI dengan target harga Rp 12.700 per saham.
Pada perdagangan Jumat 12 November 2021, harga saham AALI ditutup di level 10.700, turun 50 poin atau 0,47% dari sehari sebelumnya. Dalam 5 hari terakhir perdagangan, harga saham AALI cenderung di zona merah dengan akumulasi penurunan 175 poin.
Harga saham AALI yang sedang turun merupakan kesempatan bagus untuk membeli saham tersebut.
Simak rekomendasi saham DSNG, TAPG dan LSIP di halaman selanjutnya