kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Batubara Turun Hampir 12% Sepekan, Begini Prediksi Selanjutnya


Sabtu, 12 Maret 2022 / 18:21 WIB
Harga Batubara Turun Hampir 12% Sepekan, Begini Prediksi Selanjutnya
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022).


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara terkoreksi setelah menyentuh level tertinggi pada pekan lalu. Harga batubara terus menurun sejak menyentuh rekor tertinggi pada Rabu (2/3) di US$ 440 per metrik ton. 

Jumat (11/3), harga batubara kontrak Maret 2022 di ICE Futures turun 1,26% ke US$ 368,65 per metrik ton. Dalam sepekan, harga batubara terjun 11,96% dari US$ 418,75 per metrik ton pada Jumat (4/3) lalu.

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono menilai, penurunan harga batubara saat ini sangat wajar setelah naik tinggi. Harga batubara menurun juga dipengaruhi oleh isu gencatan senjata atau perundingan Rusia dan Ukraina. 

Baca Juga: Harga Komoditas Logam Menguat, Analis Rekomendasikan Saham-Saham Ini

Bukan berarti tren bullish pada harga batubara akan berhenti. "Beberapa komoditas mungkin ada yang tetap bertahan bullish," kata Wahyu, Jumat (11/3).  Penyebabnya, kenaikan harga batubara juga bukan hanya karena sentimen geopolitik Rusia-Ukraina. 

Secara global pasca pandemi, persoalan pasokan yang menurun jadi pemicu utama harga batubara naik. "Kenaikan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas akan berlanjut di 2022," kata Wahyu. 

Selain itu, faktor cuaca yang ekstrem juga membuat harga komoditas dalam tren naik. Ketika harga satu komoditas naik, maka itu akan memicu kenaikan harga komoditas yang lain. 

Baca Juga: Perusahaan Batubara Incar Peningkatan Kinerja di Tengah Lonjakan Harga

Harga komoditas naik karena persoalan pasokan juga masih akan terjadi di tahun ini. Wahyu mengamati berbagai kondisi saat ini memicu beberapa negara produsen komoditas untuk melakukan kebijakan proteksi atau pengetatan. Indonesia saja, melakukan pengetatan ekspor CPO dan menaikkan kewajiban pasar domestik minyak sawit mentah dari 20% menjadi 30%. 

Di komoditas energi, China juga meminta untuk menghentikan ekspor bensin diesel. Pihak berwenang China telah meminta penyulingan di negara itu untuk mempertimbangkan menghentikan ekspor diesel dan bensin bulan depan karena meningkatnya kekhawatiran tentang pasokan minyak setelah Rusia menginvasi Ukraina. 

Baca Juga: Saham Komoditas Masih Moncer, Simak Rekomendasi Berikut

Harga minyak juga masih dalam tren naik dan ikut menyeret harga batubara naik. Wahyu mengatakan saat ini Saudi dan Emirat menolak untuk meningkatkan produksi minyak dan tetap berpegang pada peta jalan produksi OPEC yang telah disepakati. 

Dengan begitu, Wahyu memproyeksikan harga batuabra bisa kembali meroket ke US$ 500 per metrik ton-US$ 600 per metrik ton di akhir tahun ini. Sementara, level support berada di US$ 200 per metrik ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×