Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara global terus meroket. Para analis pun melihat prospek sejumlah perusahaan batubara masih bisa meningkat, tak terkecuali PT Adaro Energy (ADRO).
Mengutip Bloomberg, Selasa (27/7), harga batubara kontrak pengiriman Oktober 2021 di Ice Newcastle, Selasa (27/7) naik 0,68% ke US$ 141,00 per metrik ton. Bahkan, pada pekan lalu, harga batubara sempat menyentuh rekor tertinggi di level US$ 143 per metrik ton.
Walau harga batubara cenderung menguat sejak awal tahun ini, ternyata kinerja ADRO di kuartal I-2021 kurang mantap. Mengingat pendapatan perusahaan turun 7,8% secara year on year (yoy) menjadi US$ 692 juta. Sementara itu, laba bersih perusahaan pun turun 27% yoy ke US$ 72 juta.
Meski kinerja ADRO di tiga bulan pertama tahun ini turun, Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia mengatakan, tren kenaikan harga batubara akan terefleksi pada kinerja keuangan perusahaan yang diproyeksikan tumbuh positif di tahun ini.
"Dalam jangka pendek harga saham ADRO juga berpotensi rebound di tengah kenaikan harga batubara yang kini belum terefleksi pada pertumbuhan harga saham," kata dia, Rabu (28/7).
Baca Juga: Simak strategi Adaro Energy (ADRO) hadapi volatilitas sektor batubara
Senada, Andrey Wijaya, Analis RHB Sekuritas dalam risetnya, juga meningkatkan proyeksi pendapatan ADRO di 2021 sebesar 10%. Dia pun mengerek average selling price (ASP) ADRO di tahun ini sebesar 27% yoy.
Padahal sepanjang kuartal I-2021, ASP ADRO baru naik 9% yoy. Proyeksi yang meningkat tersebut didasarkan pada faktor tren kenaikan harga batubara.
Andrey bilang, harga batubara dalam tren naik karena pasokan batubara dari China turun usai penghentian sementara produksi batubara di Negeri Tirai Bambu itu. Di sisi lain, curah hujan yang tinggi di China juga menekan produksi batubara global.
Musim hujan juga terjadi di Indonesia dan menekan produksi Adaro hingga kuartal II-2021. Namun, manajemen ADRO mengatakan optimis tetap dapat mencapai target produksi tahun ini.
"Kekurangan pasokan batubara di China menjadi faktor kuat harga batubara tetap berada pada level tinggi, dengan rata-rata di US$ 98,45 per ton hingga sebelum awal kuartal IV-2021," jelas Andrey.