CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Harga Batubara Tembus US$111 per Ton, Begini Proyeksinya Sampai Akhir Tahun


Rabu, 19 November 2025 / 16:20 WIB
Harga Batubara Tembus US$111 per Ton, Begini Proyeksinya Sampai Akhir Tahun
ILUSTRASI. Aktivitas Terminal Batu bara, pelabuhan palaran, Samarinda, Kalimantan Timur. Kenaikan harga batubara global didorong oleh perkembangan permintaan energi di Asia serta dinamika kebijakan energi China. Kontan/Panji Indra


Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga batubara global kembali bergerak naik ke kisaran US$110 per ton. Kenaikan ini terutama didorong oleh perkembangan permintaan energi di Asia serta dinamika kebijakan energi China.

Mengutip Trading Economics harga batubara menguat 1,18% ke level US$ 111,50 per ton pada Rabu (19/11/2025). Kenaikan ini mencapai level tertinggi sejak akhir Agustus di tengah harapan bahwa konsumen utama Tiongkok akan meluncurkan langkah-langkah stimulus baru.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan bahwa ekspektasi stimulus tambahan dari China menjadi pemicu utama penguatan harga dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, kebijakan energi China yang masih mengandalkan batubara tetap menjadi penopang pasar.

“Harga masih didukung oleh kebijakan pemerintah China yang akan terus tergantung pada batubara hingga 2030,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (19/11/2025).

Baca Juga: Produksi Batubara Terancam Turun, Cek Prospek dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis

Lukman menambahkan bahwa permintaan dari China dan India masih menjadi faktor dominan dalam menjaga harga tetap tinggi. Kendati pasar batubara global berada dalam kondisi oversupply, ia menilai kebutuhan energi menjelang musim dingin dapat memberikan dukungan dalam jangka pendek.

“Musim dingin diperkirakan lebih dingin dari biasanya, sehingga permintaan energi bisa meningkat,” kata Lukman. 

Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono memberikan gambaran yang lebih luas terkait dinamika supply–demand internasional. Ia menilai kenaikan ke US$110 per ton mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap pasokan yang belum stabil di tengah permintaan Asia yang kuat

“Permintaan listrik dan energi dari sektor industri China tetap tinggi, ditambah persiapan menghadapi musim dingin,” jelasnya.

Baca Juga: Musim Dingin Segera Tiba Memanaskan Harga Batubara

Selain dorongan permintaan, Wahyu juga menyoroti faktor pasokan yang kerap terganggu oleh pembatasan produksi domestik China, cuaca ekstrem di negara eksportir seperti Australia, serta persoalan logistik di Afrika Selatan. Menurutnya, pasar akan terus menimbang antara potensi kenaikan permintaan musim dingin dan intervensi kebijakan energi China yang bisa mengubah kebutuhan impor mereka. 

Secara fundamental, ia menilai prospek jangka pendek hingga menengah masih kuat, namun tren jangka panjang cenderung menurun seiring tekanan transisi energi global dan pembatasan pendanaan proyek batubara.

Lukman memperkirakan harga akan bertahan di kisaran US$100–US$110 per ton. Adapun Wahyu melihat skenario dasar harga berada pada US$100–US$105 per ton, namun tidak menutup kemungkinan penguatan lebih jauh ke US$115–US$125 per ton apabila musim dingin lebih ekstrem atau terjadi gangguan pasokan signifikan.

Selanjutnya: 7 Tempat Makan Sunda di Bandung yang Terkenal Enak dan Cocok Untuk Keluarga

Menarik Dibaca: Ini 5 Kripto Top Gainers saat Pasar Rebound, MYX Finance Jawaranya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×