CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,39   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,24   -0,75%
  • LQ45 871   -4,39   -0,50%
  • ISSI 216   -1,76   -0,80%
  • IDX30 446   -1,80   -0,40%
  • IDXHIDIV20 540   0,25   0,05%
  • IDX80 126   -0,90   -0,71%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 149   -0,33   -0,22%

Harga batubara penuh tekanan di penghujung tahun


Rabu, 01 Juli 2015 / 17:20 WIB
Harga batubara penuh tekanan di penghujung tahun


Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Meski menguat di sepanjang semester satu 2015, analis menduga prospek harga batubara masih akan tertekan di penghujung tahun. Salah satu sentimen negatif yang membayangi adalah gejolak ekonomi global.

Mengutip Bloomberg, Selasa (30/6) harga batubara kontrak pengiriman Agustus 2015 di bursa ICE Comodity Exchange melesat 1,18% ke level US$ 59,60 per metrik ton pada paruh pertama tahun 2015.

Ibrahim Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka menuturkan, penguatan harga yang terjadi pada batubara sepanjang semester satu ini tidak lantas merubah tren harga. “Kenaikan yang terlihat saat ini tidak mengangkat harga batubara dari level bawahnya,” papar Ibrahim.

Pada Senin (16/2) harga batubara sempat menyentuh level tertingginya sejak Desember 2014 lalu di level US$ 63,17 per metrik ton. Itu terjadi karena di Amerika Serikat dan Eropa masih dibalut musim dingin. Menyebabkan permintaan batubara untuk pemanas ruangan meningkat. Sehingga kala musim berganti, permintaan terhadap batubara pun kembali merosot.

“Level harga batubara terus menciptakan level terendah barunya dan kalau pun menguat hanya sementara,” papar Ibrahim. Hal ini disebabkan oleh terus memburuknya perekonomian global. Apalagi ditambah pergerakan harga minyak yang meninggalkan level atasnya.

Maka harga terlempar ke level terendah sejak 2009 lalu pada Rabu (8/4) lalu di level US$ 51,70 per metrik ton disebabkan oleh kontraksi ekonomi kedua negara konsumen utama batubara. “China terus mangkas suku bunga dan bunga deposito untuk yang ketiga kalinya dan Eropa terbebani masalah Yunani setelah terjadi tunggakan utang kepada IMF,” papar Ibrahim.

Prospek harga batubara ke depannya diduga Ibrahim akan tetap bergerak di level bawah berbalut tren bearish. “Isu penggunaan energi ramah lingkungan, belum membaiknya ekonomi global yang mengikis permintaan serta spekulasi suku bunga The Fed jadi penyebabnya,” jabarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×