Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara kembali tertekan. Setelah perlahan merangkak naik sejak awal April, harga emas hitam ini mulai sulit melaju. Setidaknya, indikator teknikal mengonfirmasi keadaan tersebut.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Selasa (17/4), harga batubara kontrak pengiriman teraktif Mei 2018 di ICE Future Exchange di posisi US$ 90,25 per metrik ton. Harga ini turun 1,3% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Padahal, pekan lalu harga batubara sempat menyentuh level US$ 93,25 per metrik ton.
Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menyebut, saat ini, harga batubara masih bergulir di bawah indikator garis Moving Average (MA) 50 dan 100. Namun, harga masih berada di atas garis MA 200.
Sementara, stochastic berada di level 43 dan mengindikasikan adanya potensi pelemahan. Begitu pula dengan indikator relative strength index (RSI) yang ada di level 36 bergerak melemah. Adapun, indikator moving average convergence divergence (MACD) saat ini masih di wilayah negatif dan memberi sinyal melemah.
"Sepertinya harga masih akan konsolidasi dalam jangka waktu menengah," kata Deddy, Rabu (18/4).
Lanjut Deddy, kenaikan harga minyak mentah belakangan ini juga tidak cukup mampu menjadi katalis yang mendorong harga batubara. Ia memprediksi, sepanjang kuartal kedua tahun ini, harga batubara hanya akan bergerak dalam rentang US$ 89-US$ 95 per metrik ton.
"Memang, dibandingkan tahun 2016, harga saat ini kondisinya lebih baik. Tapi, saat ini pasar masih melihat seberapa besar potensi gas alamĀ menjadi substitusi untuk bahan bakar pembangkit listrik," ujar Deddy.
Ia memprediksi, Kamis (19/4), harga batubara akan bergerak di kisaran US$ 89,50-US$ 90,90 per metrik ton. Sementara, sepekan ke depan, ia memproyeksi harga juga masih akan cenderung mendatar pada rentang US$ 89,10-US$ 91,60.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News