Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara diprediksi mulai atraktif sepanjang pekan ini. Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan mengatakan, menariknya harga batubara pekan ini tidak terlepas dari perkiraan rendahnya persediaan batubara untuk enam pembangkit listrik utama di China.
“Karenanya, kami menilai saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO),PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan saham terkait batubara lainnya akan menarik,” tulis Andy dalam riset, Selasa (6/5).
Untuk komoditas lain yang berada dalam cakupan analisis, Andy menilai harganya akan kurang menarik sepanjang pekan ini. Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) misalnya akan diperdagangkan mixed pada pekan ini akibat adanya katalis dari dua sisi.
Baca Juga: Ada pandemi corona, revisi RKAB perusahaan tambang bakal lebih bervariasi
Andy melihat adanya potensi kenaikan harga yang datang dari sisi penawaran. Namun, Andy kurang optimis bahwa input kilang minyak Amerika Serikat (AS) per 29 Mei akan meningkat meskipun jumlahnya sudah mulai pulih pekan lalu.
Untuk komoditas logam dasar (basic metals), katalis masih datang dari hubungan AS dengan China. Meskipun tensi perang dagang AS-Cina menurun setelah pernyataan Trump minggu lalu, Andy merekomendasikan investor harus tetap bersikap konservatif terhadap pernyataan Trump ke depan. Sementara itu, potensi kenaikan harga nikel dan timah global hanya akan datang dari sisi penawaran untuk pekan ini.
Untuk komoditas logam mulia, Andy memperkirakan bahwa harga emas global akan diperdagangkan dua arah minggu ini mengingat adanya prediksi yang beragam untuk perkiraan daya beli masyarakat AS. Sementara itu, kenaikan tensi perang dagang AS-Cina akan menjadi risiko pendorong terhadap harga emas global dalam waktu dekat.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham Harum Energy (HRUM) yang mulai mendiversifikasi bisnis
Sementara itu, komoditas crude palm oil (CPO) nasibnya akan sama dengan komoditas logam dasar. Pekan ini, surveyor kargo Malaysia akan merilis data survei ekspor CPO untuk periode 1-5 Juni. Secara musiman, biasanya ekspor CPO Malaysia akan lebih rendah di bulan Juni dibandingkan bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News