Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) menjadi salah satu emiten pertambangan batubara yang kinerjanya turun akibat penurunan harga batubara. Per kuartal I-2020, HRUM membukukan pendapatan senilai US$ 61,19 juta atau terkoreksi 15,08% secara year-on-year (yoy).
Emiten pertambangan batubara ini mengempit laba bersih US$ 821.375, merosot 87,12% (yoy).
Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menilai, laba bersih yang turun 87,1% secara tahunan salah satunya disebabkan oleh harga batubara yang melemah sehingga membebani harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) HRUM.
Selain itu, kinerja HRUM juga diperberat dengan membengkaknya beban lainnya yang timbul dari kerugian selisih kurs yang lebih tinggi, dari US$ 0,8 juta menjadi US$ 4,9 juta di kuartal I-2020. “Namun, dampak dari beban pokok pendapatan atau cost of goods sold (COGS) yang lebih rendah dan biaya operasional yang lebih rendah membantu HRUM untuk mempertahankan margin kotor dan operasional yang solid,” tulis Stefanus dalam riset, Rabu (3/6).
Baca Juga: Beli saham perusahaan nikel Australia, ini rencana Harum Energy (HRUM) selanjutnya
Melansir laporan keuangan, HRUM menanggung beban pokok pendapatan pada kuartal I-2020 sebesar US$ 43,94 juta. Jumlah ini lebih rendah 15,7% dari beban pokok pendapatan pada kuartal pertama tahun lalu.
Danareksa Sekuritas memprediksi produksi batubara HRUM hingga akhir 2020 akan sedikit menjadi meningkat sekitar 4 juta ton dibandingkan dengan 3,7 juta ton pada 2019. Kenaikan produksi ini didukung oleh dimulainya kembali operasi pertambangan di Karya Usaha Pertiwi (KUP) pada kuartal I-2020 dengan tambahan alat berat yang akan dikerahkan selama semester I-2020.
Sehingga, run-rate tahunan HRUM akan mencapai 1 juta ton per tahun. Sementara itu, secara keseluruhan, sebagian besar produksi batubara HRUM akan berasal dari Mahakam Sumber Jaya (MSJ) yang diperkirakan mencapai 3 juta ton pada tahun 2020.
Stefanus mempertahankan rekomendasi hold saham HRUM dengan target harga Rp1.300 per saham. Hari ini, harga saham HRUM menguat 4,84% ke Rp 1.300 per saham.
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) menyerap capex US$ 1,4 juta di kuartal pertama 2020
Sementara itu,dalam rangka mendiversifikasikan bisnis, HRUM baru saja membeli 68,53 juta saham Nickel Mines Limited atau setara dengan 3,22% dari seluruh modal ditempatkan di Nickel Mines. Dalam transaksi yang dilakukan pada 29 Mei 2020 kemarin, HRUM merogoh kocek A$ 34,26 juta.
Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, Analis Binaartha Sekuritas menilai, keputusan HRUM untuk membeli saham perusahaan nikel tersebut sudah tepat. “Karena permintaan terhadap nikel maupun feronikel masih dalam tren yang positif,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).
Melansir data London Metal Exchange (LME), harga nikel pada perdagangan per 2 Juni 2020 berada di level US$ 12.680 per ton, naik dari harga penutupan Mei 2020 di harga US$ 12.120 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News