Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Sutopo mengatakan, minyak mentah dunia pun telah meningkat sebesar 12,91% ke level US$ 9,25 sejak awal tahun 2024. untuk itu, ia memperkirakan minyak mentah akan diperdagangkan di level US$ 81,23 per barel pada akhir kuartal ini, dan US$ 81,91 per barel pada akhir tahun 2024.
Selaras dengan hal ini, Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menuturkan bahwa secara keduanya sebenarnya kedua komoditas tersebut yakni minyak mentah dunia dan batubara masih tertekan oleh ketidakpastian dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, menurut dia, meningkatnya tren energi terbarukan juga ikut menekan harga.
Baca Juga: Setoran Cukai dan PNBP di Awal 2024 Melorot
"Bedanya pada kedua komoditas itu hanya dari sisi supply, dimana kartel OPEC akan terus mendikte harga dengan kontrol produksi," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (25/3).
Lukman mengatakan, sentimen lainnya yang membuat harga batubara turun yaitu karena cenderung masih over supply, terutama sejak China mulai meningkatkan produksi secara besar-besaran pada tahun lalu. Sedangkan supply untuk minyak mentah justru cenderung under supply oleh pemangkasan produksi OPEC+.
Dalam laporan EIA, Lukman bilang, dunia diperkirakan akan mengalami defisit minyak mentah tahun ini, di mana permintaan lebih tinggi dari pasokan.
"Saya perkirakan harga batubara akan berkisar US$ 120 - US$ 140 per ton pada tahun ini, sedangkan minyak WTI dikisaran US$ 75 - US$ 85 per barel," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News