Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga batubara terus merangkak naik dari awal pekan ini. Permintaan yang meningkat dari China mendorong kenaikan harga batubara.
Mengutip Barchart.com, harga batubara Newcastle untuk kontrak berjangka Maret 2024 naik 0,65% menjadi US$ 124,75 per ton di penutupan hari Kamis (22/2). Harga batubara kontrak tersebut sudah naik 3,31% dari posisi awal pekan US$ 120,75 per ton, Senin (19/2).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mencermati, harga batubara mengalami lonjakan seiring terjadinya peningkatan permintaan dari pembangkit listrik tenaga batubara di China dan lonjakan permintaan dari India.
Baca Juga: Harga Batubara Turun, Kinerja ITMG Tergerus
Sutopo menjelaskan, China mulai menerapkan lonjakan izin pembangkit listrik tenaga batubara sejalan dengan gelombang kekurangan listrik pada tahun 2021.
Padahal, China telah berjanji untuk mengendalikan secara ketat kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara baru, dan juga telah menghubungkan sejumlah besar pembangkit listrik tenaga angin dan surya baru ke jaringan listriknya.
“Kebutuhan mendasar inilah yang mendorong harga batubara,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2).
Selain itu, Sutopo melihat aspek kenaikan harga minyak belakangan ini turut dipengaruhi tensi politik yang menyumbang kenaikan harga batubara. Serta, dari segi data PMI global yang menunjukkan sedikit peningkatan terus mendongkrak harga minyak dan gas (migas).
Baca Juga: Laba Bersih Tergerus 58%, Simak Prospek Saham Indo Tambangraya (ITMG)
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, harga batubara naik berkat dorongan peningkatan permintaan terutama dari China karena menurunnya produksi energi dari pembangkit tenaga air.