kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara melejit, China bakal kekang kenaikan harga


Rabu, 09 Juni 2021 / 14:50 WIB
Harga batubara melejit, China bakal kekang kenaikan harga
ILUSTRASI. Kenaikan harga batubara akan membuat kenaikan harga produsen di China melejit. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga komoditas terus melaju. Kondisi ini membuat inflasi pabrik di China. Bahkan kenaikan ini menjadi level tertinggi sejak 2008 di bulan Mei. 

Harga batubara di Comex untuk pengiriman Juli 2021 berada di US$ 116,75 per ton pada Selasa (8/6). Ini adalah level tertinggi harga batubara sejak tahun 2008. Harga minyak WTI juga kembali menguat 0,44% menjadi US$ 70,36 per barel pada Rabu (9/6) hingga pukul 14.41 WIB. 

Biro Statistik Nasional China pada Rabu (9/6) menjelaskan, indeks harga produsen  naik 9% dari tahun sebelumnya, setelah pada April indeks harga produsen China naik 6,8%. Angka ini jauh di atas perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom yang memperkirakan kenaikan indeks harga produsen 8,5%. Harga konsumen meningkat 1,3% dari tahun lalu, meleset dari perkiraan 1,6%.

Baca Juga: Global copper buyers must look elsewhere for concentrate as Indonesia cuts exports

Harga komoditas telah rally tahun ini, mendorong pembuat kebijakan China untuk mengambil langkah-langkah mengekang kenaikan harga komoditas. Beberapa langkah yang dilakukan China adalah mengontrol harga batubara, memperbesar pasokan bahan baku, menindak spekulasi dan penimbunan. 
Namun, inflasi konsumen yang relatif stabil menandakan jika peritel belum menaikkan harga. Peritel masih khawatir karena dihadapkan pada permintaan domestik yang lesu.

"Kenaikan harga di level produsen yang lebih tinggi tidak dapat diteruskan ke konsumen sepenuhnya dan mungkin hanya mulai mempengaruhi inflasi konsumen pada kuartal keempat tahun ini," proyeksi Iris Pang, Kepala Ekonom ING Bank NV untuk Greater China seperti dikutip Bloomberg. 

Wabah Covid-19 terbaru di provinsi selatan Guangdong menurut Pang, akan mengurangi permintaan konsumen dalam beberapa bulan mendatang. Padahal pemulihan permintaan di pasar luar negeri baru saja dimulai. 

Reli harga komoditas didorong pemulihan global, kekurangan pasokan yang disebabkan oleh pandemi, dan rekor stimulus oleh pemerintah di seluruh dunia. Menurut analisis Bloomberg Economics, dampak kenaikan harga logam industri disebabkan industri hulu pertambangan dan pengolahan bahan baku. Sementara kenaikan harga di industri hilir terjadi pada furnitur dan tekstil. 

Baca Juga: Realisasi DMO batubara baru capai 51,8 juta ton hingga Mei 2021  

"Harga produk industri China terus naik di bulan Mei, karena harga komoditas seperti minyak mentah internasional, bijih besi dan logam non-ferrous yang naik tajam. Permintaan domestik pulih dengan stabil," kata Dong Lijuan, ekonom Biro Statistik Nasional China. Kenaikan harga produsen 9% secara tahun-ke-tahun berasal dari kenaikan harga yang berkontribusi 6 poin persentase. 

People Bank of China melihat tekanan inflasi hanya sementara. Ini juga harus sebagai dukungan untuk pemulihan ekonomi yang tidak lengkap. PBOC juga memperkirakan kenaikan suku bunga kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Namun dengan kondisi saat ini, ketika terjadi kenaikan biaya produsen dan permintaan ekspor yang kuat maka produsen China bisa menaikkan harga. Ini menjadi kekhawatiran tersendiri atas potensi inflasi global. 

Michelle Lam, Ekonom Societe Generale SA di China mengatakan, harga ekspor dalam dolar bisa naik karena apresiasi yuan. Di lain sisi, suplai dari pasar negara berkembang lainnya menguntungkan daya tawar eksportir China. 

Di China kenaikan harga produsen tidak bisa diteruskan ke konsumen karena persaingan yang ketat di antara bisnis kecil. Selain itu, kebangkitan e-commerce dan permintaan domestik masih lemah membuat pabrik China harus menyerap kenaikan biaya daripada meneruskannya ke konsumen. 

Core CPI China dari biaya makanan dan energi naik 0,9%. Sebagian besar berasal dari kenaikan harga berasal dari barang-barang non-makanan. Penurunan harga daging babi hampir 24% melemahkan kenaikan harga yang lebih kuat untuk sebagian besar makanan lainnya. 

Baca Juga: Harga batubara naik, simak rekomendasi saham dari analis berikut

Secara terpisah pemerintah berjanji meningkatkan pasokan produk makanan utama untuk menstabilkan harga dan menambah cadangan daging babi nasional, menurut laporan pertemuan yang diadakan Selasa. Pihak berwenang mengatakan PPI kemungkinan terus naik hingga kuartal kedua sebelum melemah di paruh kedua tahun ini. 
Namun, PBOC masih menghindari untuk menaikkan suku bunga guna menanggapi inflasi. PBOC akan menjaga likuiditas dalam sistem perbankan tetap. 

"Kami mengharapkan PBOC mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah dan masih fokus pada pertumbuhan kredit yang rendah secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang tanpa melakukan pengetatan yang tajam atau tiba-tiba," kata Peiqian Liu, Ekonom Natwest Group Plc.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×