Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih mentereng di tengah sentimen lonjakan kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia. Mengutip Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 bertengger di level US$ 136,10 per ton pada perdagangan Jumat (9/7).
Harga ini sudah melonjak 70% dari harga penutupan pada akhir 2020 kemarin.
Prospek harga emas hitam ini pun masih menjanjikan. Isnaputra Iskandar, Head of Research Maybank Kim Eng Sekuritas menyebut, ke depannya harga batubara akan volatil dengan kecenderungan menguat yang didorong oleh sejumlah faktor.
Baca Juga: Harga emas naik tipis Senin (12/7), pasar fokus ke inflasi AS dan pidato Powell
Pertama, pulihnya permintaan dari China. Kedua, gangguan produksi domestik di China. Ketiga, lambatnya supply response dari Indonesia dan tetap tingginya tensi politik antara China dan Australia.
Meski demikian, Isnaputra menyebut datangnya musim panas akan meningkatkan suplai batubara, sehingga berpotensi menjadi sentimen yang mampu melemahkan harga batubara saat ini.
Dalam risetnya yang dipublikasikan Kamis (24/6), Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo menyebut, kenaikan harga batubara akan bersifat sementara dan harga batubara dapat mulai turun segera setelah kuartal kedua 2021 berakhir.
Hal ini terutama disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti China yang berfokus untuk meningkatkan hasil produksi batubaranya pasca pandemi, rencana pencabutan larangan impor batubara dari Australia, peningkatan kapasitas angkutan jalan kereta api batubara, dan perbaikan kondisi logistik seiring cuaca yang berangsur normal.
Baca Juga: APBI antisipasi perubahan permintaan ekspor batubara
Thomas memperkirakan Negeri Panda tersebut akan memproduksi 63 juta ton tambahan produksi batubara thermal pada tahun ini, sehingga total pasokan di China menjadi 3,21 miliar ton.