kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga batubara ditopang tingginya permintaan


Senin, 27 November 2017 / 17:45 WIB
Harga batubara ditopang tingginya permintaan


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan terakhir, harga komoditas batubara terus menunjukkan penguatan. Tingginya permintaan dari beberapa negara importir menjadi katalis positif yang menopang penguatan harga.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (27/11), harga batubara kontrak pengiriman Januari 2018 di ICE Futures menguat 1,26% ke level US$ 92,7 per metrik ton. Jika dibandingkan sepekan sebelumnya, harga sudah menguat hingga 3,06%.

"Kenaikan terjadi karena masih tingginya permintaan. Sampai tahun 2040, kebutuhan batubara masih cukup tinggi," ujar Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoints Futures kepada Kontan.co.id, Senin (27/11).

Menurut Deddy, sejauh ini jumlah pembangkit listrik di China yang menggunakan bauran batubara sebagai bahan bakunya masih cukup tinggi. China diperkirakan menambah pembelian batubara dari Indonesia. Kalau di tahun 2016 jumlahnya hanya mencapai US$ 1,03 miliar, tahun ini diproyeksikan bertambah menjadi US$ 1,6 miliar.

Tak hanya China, kenaikan permintaan juga datang dari India yang tengah menerapkan larangan petroleum coke (petcoke) alias kokas minyak bumi. Impor batubara India dari Amerika Utara meningkat tiga kali lipat menjadi 2,1 juta ton pada bulan Oktober dari periode yang sama tahun lalu.

Selama 1-20 November tingkat impornya sudah mencapai 1,14 juta ton. "Harga batubara juga ditopang kenaikan harga minyak yang mendekati level tertingginya," imbuhnya.

Deddy menambahkan, pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan beberapa negara penghasil minyak yang dijadwalkan berlangsung pada 30 November nanti tidak hanya menjadi katalis positif bagi pergerakan harga minyak. Dengan melambungnya harga minyak, mau tak mau batubara menjadi diuntungkan karena merupakan produk substitusinya.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures menambahkan, penguatan harga terjadi karena berlangsungnya musim dingin. Seperti tahun-tahun sebelumnya harga batubara memang cenderung menguat di pengujung tahun karena udara dingin. "Harga di kuartal IV akan lebih baik dari di kuartal III," terangnya.

Dalam perhitungannya, kalau di kuartal III batubara bisa berada di kisaran US$ 75–US$ 100 per metrik ton, maka di kuartal IV harga bisa menguat hingga rentang US$ 80–US$ 110 per metrik ton. Hanya saja, dia mengingatkan harga batubara ini rawan koreksi jika sudah mendekati US$ 100 per metrik ton. Wahyu mengungkapkan, US$ 80 per metrik ton masih menjadi level konsolidasi yang bisa menarik harga ketika sudah menguat terlalu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×