Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batubara menjadi salah satu komoditas yang harganya solid sepanjang tahun ini. Harga batubara Newcastle untuk kontrak perdagangan September 2022 berada di level US$ 394,5 per ton pada perdagangan Jumat (29/7).
Ke depan, harga komoditas emas hitam ini diperkirakan masih akan solid. Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, salah satu sentimen yang berpengaruh adalah kebijakan geopolitik dari negara anggota Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) untuk mengenakan sanksi ekonomi berupa larangan impor komoditas dari Rusia.
Dengan diberlakukannya sanksi tersebut, Uni Eropa dan AS berupaya untuk menggantikan gas Rusia dengan energi alternatif, salah satunya adalah batubara, seiring dengan digunakannya kembali pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Pasca menurunnya suplai gas Rusia ke wilayah Eropa, beberapa negara Eropa seperti Jerman, Austria, Polandia, Belanda, dan Yunani mempertimbangkan untuk kembali menggunakan PLTU untuk menjaga suplai energi dalam menghadapi musim dingin mendatang.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham HMSP dan GGRM Berikut Ini
Kondisi ini dinilai menguntungkan bagi produsen batubara seperti Indonesia dan negara lainnya, misal AS, Australia, Afrika Selatan, dan Kolombia. Negara-negara ini menjadi tujuan utama Uni Eropa dalam memenuhi kebutuhan batubaranya.
“Lenyapnya suplai batubara Rusia yang menjadi eksportir terbesar ketiga di dunia, juga mendorong peningkatan harga batubara global dan turut membantu kinerja emiten batubara di Indonesia seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi serta margin laba yang besar,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Senin (1/8).
Hanya saja, keuntungan tersebut tidak dapat sepenuhnya dipenuhi, karena Indonesia dilanda curah hujan yang tinggi pada paruh pertama kemarin, yang membuat produksi batubara kurang optimal.
Namun, naiknya harga batubara global akan tetap berdampak baik bagi emiten batubara. Sebab, penjualan pada umumnya memiliki price lag selama 3 bulan sampai 6 bulan, yang mana dapat bertranslasi kepada peningkatan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) tahun ini.
Sebelumnya, peningkatan harga batubara global turut menjadi katalis positif dari peningkatan kinerja emiten batubara Indonesia yang dapat tercermin pada laporan kuartal pertama 2022 di saat produksi mengalami penurunan karena gangguan cuaca.
Oleh karena itu, peningkatan harga batubara yang signifikan akan tercermin pada laporan keuangan emiten pada kuartal kedua 2022 hingga kuartal keempat 2022 mendatang, dimana harga batubara Newcastle dan harga batubara acuan (HBA) menunjukkan peningkatan beruntun.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham ADRO, PTBA. ITMG, HRUM Saat Harga Batubara Masih Membara
Dalam cakupan Felix, ADRO dan ITMG dinilai memiliki keunggulan dari meningkatnya permintaan serta harga batubara global. ITMG memiliki keunggulan pada produknya berupa batubara dengan nilai kalori yang tinggi, di area 5.000-6.000 kcal.
Hal tersebut bertranslasi kepada harga jual yang paling tinggi diantara peers. Sehingga, ITMG merupakan emiten yang paling diuntungkan berdasarkan tingginya harga batubara global saat ini.
Di lain sisi, ADRO memiliki keunggulan berupa volume produksi yang terbesar diantara peers, dengan angka produksi 54 juta ton pada tahun 2021.
Hal tersebut menjadi peluang bagi ADRO untuk meningkatkan jumlah pendapatan, walaupun ASP milik ADRO relatif lebih rendah. Hal ini karena batubara Envirocoal yang dihasilkan ADRO memiliki tingkat kalori rendah, di rentang 4.000-5.000 kcal.
Di sisi lain, PTBA juga mulai gencar untuk melakukan penjualan ekspor ke Eropa seiring permintaan dari negara-negara Eropa untuk kebutuhan pembangkit listriknya
Felix menyematkan rating overweight untuk sektor batubara dengan saham ADRO sebagai pilihan utama atau top picks. Hal ini didorong oleh ekspektasi positif terhadap kenaikan proyeksi harga batubara menjadi US$ 250 per ton di akhir tahun 2022, berbanding dengan realisasi harga pada 2021 yang hanya US$ 137 per ton.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Bumi Resources (BUMI) yang Melesat 21,5% di Pekan Lalu
Moncernya harga batubara tahun ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti potensi peningkatan harga batubara berdasarkan krisis pasokan gas Rusia ke Eropa, peningkatan permintaan di India seiring dengan stok nasional yang menurun dan masuknya musim panas.
“Serta musim dingin yang akan tiba dimana negara di bagian utara cenderung akan menyimpan stok,” sambung Felix.
Felix merekomendasikan beli saham ADRO dengan target harga Rp 3.400 dan beli ITMG dengan target harga Rp 40.000. Namun untuk ITMG, target harganya sudah terlampaui karena pada perdagangan Senin (1/8), saham ITMG ditutup naik 2,90% ke level Rp 40.750.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News