Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dominan bergerak di zona hijau dalam sebulan terakhir. Secara year to date (ytd), harga saham emiten batubara Grup Bakrie ini sudah menanjak 68,66%.
Dalam sepekan, saham BUMI melompat 21,51% ke harga Rp 113 di penutupan Jumat (29/7). Perbaikan kinerja keuangan, restrukturisasi utang, dan sentimen dari lonjakan harga komoditas ditaksir menjadi katalis positif bagi BUMI.
Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim melihat restrukturisasi utang yang sedang dilakukan oleh BUMI lewat Mandatory Convertible Bond (MCB) merupakan langkah positif. Kebijakan ini dapat menambah ekuitas dan mengurangi beban bunga sebesar 10% secara tahunan pada kuartal pertama 2022.
"Di tengah kinerja BUMI yang positif dengan didorong oleh kenaikan ASP, hal ini membuat BUMI masih memiliki ruang untuk tumbuh," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (31/7).
Lukman menilai investor masih dapat memanfaatkan volatilitas saham BUMI di tengah kondisi up trend dan harga batubara yang masih solid. Saran Lukman, perhatikan area support di Rp 102 dan resistance pada Rp 140.
Baca Juga: Kabar Bumi Resources (BUMI): Tak Bagi Dividen, Hingga Rumor Masuknya Grup Salim
Dalam jangka pendek, Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat saham BUMI masih berpotensi berfluktuasi. Harga batubara yang masih tinggi memang menjadi angin segar bagi BUMI untuk memenuhi kewajiban utangnya.
Ivan memberikan rekomendasi hold dengan memperhatikan support di Rp 100 dan resistance pada Rp 120. "Tetapi tetap perlu dicermati kemungkinan fluktuasi harga komoditas termasuk batubara yang juga dapat mempengaruhi harga saham," jelas Ivan.
Sedangkan Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan BUMI pada Jumat (29/7) telah menutup gap yang terjadi di Januari 2021. Herditya memperkirakan posisi BUMI saat ini sudah berada di akhir penguatan. Sehingga rawan terkoreksi, terlebih bila break dari level support.