kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga Batubara dan Minyak Dunia Mulai Naik di Awal Pekan


Senin, 25 Maret 2024 / 21:53 WIB
Harga Batubara dan Minyak Dunia Mulai Naik di Awal Pekan
ILUSTRASI. Harga komoditas energi mulai menguat di awal pekan.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA Harga batubara dan minyak dunia cenderung melemah selama sepekan terakhir. Tetapi, harga komoditas energi mulai menguat di awal pekan.

Senin (25/3) pukul 21.33 WIB, harga minyak WTI naik 1,79% ke US$ 82,08 per barel. Harga minyak Brent pun melonjak 1,59% ke US$ 86,79 per barel. Sedangkan harga batubara akhir pekan lalu ditutup turun 0,16% ke US$ 125,85 per ton.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga batubara turun karena adanya inflasi dan menguatnya indeks dolar Amerika Serikat (AS). Kemudian, sebagian wilayah Eropa dan Asia sudah memasuki musim semi, sehingga kebutuhan pemanas dari komoditas ini sudah mengalami penurunan dan membuat harganya terkoreksi.

Perlambatan ekonomi China juga turut menekan harga batubara. Pertumbuhan ekonomi China tahun ini diperkirakan hanya mencapai 5%.

"Eksplorasi batubara yang cukup tinggi membuat impor dari China menurun. Dengan begitu, harga batubara sedikit mengalami penurunan," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (25/3).

Baca Juga: Harga Batubara & Minyak Dunia Turun dalam Sepekan, Cermati Sentimen dan Prospeknya

Kemudian di sisi lain, dia menuturkan bahwa di tahun 2024, ekspektasi pertumbuhan ekonomi secara global kemungkinan besar akan mengalami penurunan. Sehingga berpengaruh terhadap permintaan batubara, karena hampir semua negara pun memiliki kuota batubara.

Harga minyak pun melemah akibat penguatan dolar AS. Penguatan nilai tukar dolar menyebabkan harga minyak yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

"Perlu diingat, saat indeks dolar AS menguat, maka sangat berpotensi mengurangi permintaan minyak bagi pembeli di negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya," kata Ibrahim.

Namun demikian, dia memprediksi bahwa harga minyak dunia akan kembali mengalami kenaikan seiring dengan kondisi geopolitik yang masih memanas.

Baca Juga: Diantara Saham Tambang Logam Mineral, Berikut Saham yang Jadi Rekomendasi Analis

"Ini yang harus diperhatikan, karena kita melihat bahwa hingga saat ini pun di Timur Tengah masih ramai tentang permasalahan Israel. Sehingga harga minyak ini kemungkinan besar akan terus mengalami kenaikan, akibat tensi geopolitik yang memanas membuat harga minyak akan terus naik," imbuhnya.

Ibrahim pun memprediksi, harga batubara akan berada di level US$ 115 per ton pada kuartal ini. Sedangkan pada akhir tahun 2024, diproyeksikan harganya akan berada di level US$ 130 per ton.

Kemudian, untuk harga minyak dunia, diprediksi akan kembali naik menuju level level US$ 85 per barel di kuartal satu. Sementara, untuk akhir tahun ini, akan berada di level US$ 90 per barel.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×