kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara berpotensi turun di akhir tahun


Senin, 17 Mei 2021 / 20:49 WIB
Harga batubara berpotensi turun di akhir tahun
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (15/2/2021).


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beberapa komoditas energi melonjak akhir-akhir ini. Misalnya saja batubara termal ICE Newcastle untuk kontrak Juli yang sempat menembus level US$ 102,55 per metrik ton, pada Kamis (13/5). Tapi, harga turun kembali sebanyak 3,07% ke level US$ 99,40 per metrik ton pada Jumat (14/5).

Sedangkan untuk batubara termal ICE Newcastle untuk kontrak Juni sempat menembus ke level US$ 104,65 per metrik ton di hari Kamis (13/5) sebelum akhirnya turun 3,25% ke level US$ 101,25 per metrik ton di hari Jumat (14/5). Level tersebut merupakan level tertinggi sejak tahun 2018.

Menurut founder Traderindo.com Wahyu Laksono, hal ini merupakan imbas dari pelemahan dolar AS di pekan kemarin karena data non-farm payroll yang anjlok. Sehingga hal ini menyebabkan beberapa komoditas mengalami kenaikan seperti minyak mentah, batubara, dan emas. Dia juga melihat bahwa data penjualan ritel AS yang dirilis cukup buruk berada di bawah ekspektasi.

Penjualan ritel di AS juga tidak mengalami pertambahan di bulan April setelah lonjakan di bulan Maret sebanyak 10,7%, yang didorong oleh stimulus dari pemerintah AS. “Ini semuanya makin memicu bullish continuation komoditas dan lawan dolar AS,” kata Wahyu.

Baca Juga: Ragam strategi perusahaan batubara di tengah harga yang membara

Akan tetapi, Wahyu mengatakan bahwa percepatan dalam penjualan ritel tampaknya mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang karena ekonomi AS dibuka kembali dan orang Amerika dinilai akan menghabiskan tabungan yang telah mereka kumpulkan.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan bahwa harga batubara saat ini sudah relatif lebih tinggi. Di luar dugaan, harga batubara terus mengalami kenaikan signifikan, salah satu penyebabnya adalah China yang tidak memproduksi batubara.

Saat ini China hanya mengimpor batubara yang mengakibatkan harga batubara melesat. Di sisi lain China juga mengalami peningkatan produk domestik bruto (PDB) sebanyak 18,3%, dan mendorong produksi di dalam negerinya meningkat.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) perkuat penjualan batubara di pasar domestik dan ekspor

Namun, Ibrahim menilai pasar harus berhati-hati pada kenaikan pada beberapa komoditas saat ini, karena kenaikan yang terjadi tidak sesuai dengan fundamental yang ada. “Bisa saja ini karena permainan spekulan, sehingga mendekati kuartal keempat atau ketiga komoditas akan berguguran,” kata Ibrahim.

Ibrahim menilai risiko batubara cukup besar, seperti pada tahun 2018. Saat itu China menurunkan produksi batubara sampai 50%, harga batubara sempat melambung di angka US$ 117 per metrik ton.

Akan tetapi, ketika ada perang dagang harga batubara sempat berada di kisaran angka US$ 40 per metrik ton. “Artinya penyebab kenaikan harga batubara itu dipermainkan oleh spekulan, naiknya cepat, turunnya lebih cepat lagi,” Imbuh Ibrahim.

Untuk jangka panjang, Ibrahim menilai batubara akan kembali ke level US$ 70 per metrik ton di kuartal empat.

Baca Juga: Saham PTBA dan ADRO jadi top picks di sektor batubara, simak ulasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×