Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan baku kertas, terutama kraft pulp menunjukkan tren kenaikan. Hal ini menjadi sentimen positif untuk emiten kertas.
Berdasarkan data Trading Economics, Kamis (16/1), harga kraft pulp global tercatat di level CNY 5.960, naik 1,64% sejak awal tahun 2025.
Dalam sebulan terakhir, harga bahan baku ini naik 2,9%. Harga kraft pulp diperkirakan akan mencapai CNY 6.157 per ton dalam 12 bulan mendatang.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan mengatakan, kenaikan harga pulp berpotensi menjadi katalis positif bagi emiten kertas seperti PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Baca Juga: Kenaikan Harga Bahan Baku Buat Saham Emiten Kertas Bakal Laku? Cek Rekomendasi Analis
Margin keuntungan dapat meningkat dengan harga jual pulp yang lebih tinggi.
Kendati begitu, tantangan utama saat ini ialah daya serap pasar, terutama di Asia, yang merupakan pasar utama ekspor Indonesia.
Dengan kondisi ekonomi global yang sedang melambat, termasuk di negara-negara tujuan ekspor utama seperti China, prospek perbaikan kinerja emiten kertas masih cukup terbatas.
"Jika ekonomi di kawasan Asia tidak menunjukkan pemulihan yang signifikan dalam waktu dekat, maka peluang untuk meningkatkan volume penjualan maupun margin keuntungan juga akan sulit tercapai," ujar Ekky kepada KONTAN, Jumat (17/1).
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer juga mengatakan, pertumbuhan pendapatan emiten kertas masih sangat bergantung pada volume penjualan dan jenis produk akhir yang dijual ke konsumen.
Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten Berdividen Tinggi di Tahun 2025
"Prospek 2025 juga bergantung pada permintaan global terhadap produk kertas, terutama dari sektor kemasan dan kertas industri yang masih kuat," kata Miftahul.
Di tengah sentimen ini, Miftahul menilai, pelaku pasar dan investor bisa melihat peluang untuk mengakumulasi saham emiten kertas secara bertahap, terutama jika harga sahamnya terkoreksi. Tetapi, investor tetap perlu memperhatikan risiko volatilitas harga pulp global serta ketidakpastian permintaan global.
"Fokus pada emiten dengan diversifikasi produk dan daya saing global, seperti INKP yang memiliki pangsa pasar ekspor besar," katanya.
Sedangkan Ekky menilai, tren harga INKP dan TKIM masih berada dalam fase bearish. Namun, kalau penguatan harga pulp berlanjut, kedua emiten tersebut berpotensi ikut menguat, seperti yang terjadi pada Mei 2023 lalu. Valuasi INKP dan TKIM juga dinilai masih cukup menarik.
Baca Juga: Cek Saham yang Paling Banyak Diburu Asing Saat IHSG Merosot Kemarin, Senin (13/1)
Dengan mempertimbangkan valuasi yang atraktif serta potensi kenaikan harga pulp, saat ini dinilai sebagai waktu yang tepat untuk mulai mengakumulasi saham TKIM dan INKP untuk jangka pendek dan menengah.
Ekky merekomendasikan speculative buy untuk saham INKP pada harga Rp 6.400–Rp 6.600, dengan target penjualan terdekat di Rp 6.900. Jika penguatan berlanjut, target berikutnya berada di kisaran Rp 7.400–Rp 7.500.
Sementara itu, Miftahul merekomendasikan buy on weakness saham INKP di level Rp 7.000 per saham dan accumulative buy TKIM di target harga Rp 6.125 per saham.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan Saat Laju Sektor Barang Baku Masih Tersendat
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana merekomendasikan buy if break saham INKP di level support Rp 6.400 dan resistance Rp 6.750. Adapun target harga saham INKP berada di level Rp 6.900–Rp 7.100 per saham.
Untuk TKIM, bisa speculative buy di support Rp 5.750 dan resistance Rp 6.025. Target harga berada di kisaran Rp 6.175–Rp 6.275.
Selanjutnya: Catat Daftar Limit Transfer BNI Tabungan berdasarkan Jenis Kartu Nasabah 2025
Menarik Dibaca: Cek Apa Saja Kebiasaan dan Sifat Genetik yang Diwariskan Ibu & Ayah ke Anaknya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News