Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam broiler saat ini tengah naik. Kenaikan harga broiler didukung oleh intervensi pemerintah melalui pemberlakuan culling yang kelima dan keenam di tahun ini.
Peternak melakukan penyesuaian produksi sebagai respons melemahnya permintaan yang telah dirasakan sejak awal kuartal III-2020. Hal ini menyebabkan lonjakan harga broiler lebih dari 4% sepanjang September di area Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Kami perkirakan harga broiler masih berpeluang untuk kembali meningkat hingga akhir tahun dengan adanya beberapa pertimbangan," kata analis Philip Sekuritas Michael Filbery kepada Kontan.co.id, Rabu (23/9).
Pertama adalah adanya mandatori penyerapan live-bird oleh para integrator sebanyak 41,7 juta live-bird di bulan Agustus dan 97,4 juta live-bird di bulan September. Kedua, adalah adanya culling terhadap 4,4 juta parent stock yang berusia 50 minggu.
Culling tersebut akan menurunkan multiplikasi produksi final stock/DOC dalam jangka 27 minggu ke depan. Hal ini menyebabkan peluang terjadinya kelebihan stok di kuartal IV-2020 menjadi lebih kecil, sehingga harga broiler akan lebih stabil hingga akhir tahun di tengah pelemahan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Meski harga ayam broiler naik, emiten poultry masih menghadapi tekanan
Melihat perkembangan tersebut, Michael merekomendasikan beli untuk saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Michael merekomendasikan beli JPFA dengan target harga Rp 1.250, mencerminkan target price to earning ratio (PER) sebesar 9,2 kali. Adapun pada perdagangan Rabu (23/9) harga JPFA ditutup di level Rp 1.110. Harga saat ini masih cukup terdiskon di level -0,7 standar deviasi PER dua tahun terakhir.
Hingga kuartal II-2020, JPFA kembali mencatatkan operating margin segmen pakan ternak sebesar 14%, relatif lebih tinggi dibandingkan emiten sejenis. Menurut Michael, pencapaian tersebut didukung oleh efisiensi dan kapabilitas JPFA dalam mengamankan pasokan bahan baku produksi pakan ternak dengan tersedianya kapasitas silo yang memadai. Michael memperkirakan margin di segmen pakan akan tetap stabil di kisaran 14% didukung oleh stabilnya harga jagung dan soybean meal (SBM).
Namun risiko yang perlu dicermati oleh JPFA adalah masih lemahnya daya beli masyarakat di kuartal III-2020, berlanjutnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), serta permintaan yang lebih rendah di pulau Jawa selama bulan Suro. Michael memperkirakan permintaan broiler akan kembali naik di akhir tahun dengan adanya momentum natal dan liburan akhir tahun.
Baca Juga: Akuisisi So Good belum terasa tahun ini, kinerja Japfa (JPFA) bisa tertahan konsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News