kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Harga aluminium naik memasuki hari kedua


Rabu, 02 Desember 2015 / 19:28 WIB
Harga aluminium naik memasuki hari kedua


Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga aluminium mendulang penguatan di hari kedua, meski tipis dan dinilai rentan koreksi.

Mengutip Bloomberg, Rabu (2/12) pukul 12.47 WIB harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merangkak naik 0,10% ke level US$ 1.471 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Level harga ini pun sudah terangkat 2,50% dari level terendahnya sejak Juli 2009 lalu yang tersentuh pada Senin (23/11) lalu di level US$ 1.435 per metrik ton.

Berdasarkan pemaparan Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures penguatan ini sebenarnya lebih besar dipengaruhi oleh faktor teknikal. Sebab harga memang sudah terlampau dalam pelemahannya.

“Jadi bisa dibilang lagi masuk tahap konsolidasi di kisaran US$ 1.400 – US$ 1.500 per metrik ton,” kata Wahyu. Selain memang, keunggulan ini juga memanfaatkan koreksi index USD akibat sajian data ekonomi yang negatif. Index USD di awal pekan sempat melesat ke level 100 dan kini perlahan meninggalkan level tersebut.

Bukan berarti penguatan ini bisa bertahan lama. “Karena data manufaktur baik AS dan China sebenarnya negatif dan itu buruk bagi permintaan aluminium,” jabar Wahyu. Memang dirilis data manufaktur Inggris November 2015 turun dari 55,2 ke level 52,7. Begitu juga ISM manufaktur AS yang merosot signifikan ke level 48,6 dari sebelumnya 50,1.

“Data-data ini jadi bukti bahwa perekonomian global melambat signifikan, sulit berharap permintaan logam industri seperti aluminium terangkat di keadaan seperti ini,” jelas Wahyu.

Apalagi selama Desember 2015 ini pasar banyak dibayangi ketidakpastian. Teranyar, pasar menanti pertemuan European Central Bank (ECB) pada Kamis (3/12). Jika ada perpanjangan stimulus dan pemangkasan suku bunga, imbasnya besar bagi harga komoditas karena di sisi lain USD akan diuntungkan.

“Setelahnya pasar akan menanti FOMC di pertengahan Desember 2015,” tambah Wahyu. Selama potensi kenaikan suku bunga The Fed terdengar nyaring di pasar selama itu pula harga komoditas sulit bangkit.

Karenanya, Wahyu menduga harga aluminium Kamis (3/12) akan cenderung koreksi. “Pasar antisipasi ECB dan komoditas terseret,” ujarnya. Diperkirakan harga hanya akan bergerak di kisaran US$ 1.430 – US$ 1.480 per metrik ton.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×