kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Harga aluminium masih bisa menguat asalkan...


Sabtu, 26 November 2016 / 10:00 WIB
 Harga aluminium masih bisa menguat asalkan...


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga aluminium tergerus setelah mencapai level tertinggi dalam delapan belas bulan. Mengutip Bloomberg, Kamis (24/11), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terkikis 0,45% ke US$ 1.770 per metrik ton.

Namun, sepekan terakhir harganya menanjak 4,8%. Padahal pada 23 November 2016 lalu, aluminium menyentuh rekor tertinggi sejak Mei 2015.

Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan, harga komoditas logam industri, termasuk aluminium, masih bergerak dalam tren positif. Penguatan ini didukung oleh prospek kenaikan permintaan global.

"Jadi apabila terjadi penurunan, itu akibat koreksi yang bersifat teknikal," jelas dia.

Aluminum Association of North America memperkirakan, permintaan aluminium tahun ini naik sekitar 4% dibanding tahun sebelumnya. Di samping itu, permintaan dari China tanpa disangka membaik, terutama dari sektor infrastruktur, konstruksi dan otomotif.

Faktor lain yang menopang harga aluminium adalah pernyataan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berniat menggenjot pembangunan infrastruktur.

"Maka penguatan aluminium jelas bisa bertahan hingga akhir tahun," lanjut Andri.

Prediksinya, aluminium berpeluang menyentuh level tertinggi tahun ini di US$ 2.500 per metrik ton. Analis Bloomberg Intelligence Yi Zhu dalam risetnya tanggal 22 November menyebut, produsen aluminium global akan menambah kapasitas produksi sebesar 4,5 juta ton di tahun 2017, meningkat 6% dari level akhir tahun 2016.

Andri menghitung, ruang penguatan harga aluminium tetap terbuka. Dengan catatan jika kebijakan Trump terlaksana serta permintaan dari China tetap tinggi. Tapi, jika ternyata kenaikan produksi aluminium tidak diimbangi dengan permintaan yang kuat, harga aluminium akan kembali tertekan.

Dalam jangka pendek, Andri melihat harga aluminium masih bisa menguat. Pada pekan depan China akan merilis data manufaktur. Sementara data AS yang dinanti antara lain pertumbuhan ekonomi kuartal III-2016 serta data manufaktur dan tenaga kerja bulan November.

Dari sisi teknikal, harga aluminium bergulir atas MA 50 dan MA100. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif. Indikator relative strength index (RSI) masih positif di atas level 50 tetapi stochastic turun di bawah level 50.

Sepekan ke depan, Andri memprediksi aluminium akan menguat dan bergerak pada rentang US$ 1.730–US$ 1.830 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×