kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,17   -6,38   -0.70%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi PSAK 72, PPRO targetkan 20% marketing sales dari proyek landed house


Rabu, 05 Februari 2020 / 10:52 WIB
Hadapi PSAK 72, PPRO targetkan 20% marketing sales dari proyek landed house


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, emiten properti mulai memasuki era PSAK 72. Aturan ini menetapkan perusahaan bisa mengakui pendapatan apabila proyek yang dikerjakannya sudah dilakukan serah terima. 

Direktur Utama PT PP Properti Tbk (PPRO) Taufik Hidayat mengatakan penerapan tersebut menyebabkan perusahaan properti harus putar otak supaya kinerja di laporan keuangan tidak tertekan. Namun, berbeda dari yang lain, imbuh Taufik, PPRO justru tetap optimistis dengan kinerjanya tahun ini dengan penerapan PSAK 72. 

Baca Juga: BEI menyetop perdagangan saham Ayana Land (NASA)

"Kenapa PPRO melihat optimistis? Karena kita punya 15 lokasi yang tahun ini siap diserahterimakan. Ini akan menjadi tulang punggung kinerja PPRO tahun 2020," jelas Taufik saat berkunjung ke Kontan bersama jajaran direksi lainnya, Selasa (4/2). 

Dia merinci 15 proyek yang akan diserahterimakan tahun ini yaitu Grand Kamala Lagoon (GKL) Tower Emerald dan Tower Barclay. Kemudian Gunung Putri Square (GPS) Tower Pinus, Tower Palem, dan GPS Ruko. Serta Grand Sungkono Lagoon (GSL) Tower Venetian, Tower Caspian dan Grand Darmahusada Lagoon Tower Olive. 

Selanjutnya, The Ayoma Tower West, Amartha View Tower 1, Alton Tower 1, Begawan Tower 1, Evenciio Depok, Ruko/Rukan BIJB Kertajati dan landed house di Semarang. 

PPRO juga menargetkan satu proyek baru bisa diserahterimakan tahun ini, yaitu proyek yang berlokasi di Rancasari Bandung seluas 9 ha. Proyek ini diharapkan bisa menyumbang marketing sales Rp 100 miliar dari target yang dikejar Rp 821 miliar. 

Baca Juga: Indofarma (INAF) telah mengalihkan 80,66% saham ke Bio Farma

Jumlah tersebut untuk memenuhi target marketing sales tahun ini yang sebesar Rp 3,8 triliun. Di mana sebesar Rp 3,19 triliun diserahterimakan tahun ini. Dari jumlah yang diserahterimakan tahun ini sudah ada ditangan sebesar Rp 2,27 triliun. Sedangkan sisanya, sebesar Rp 2,9 triliun baru bisa diserahterimakan pada tahun 2021. 

Bila ditotal, nilai pendapatan dari 15 proyek ini bisa mencapai Rp 3,1 triliun. 

Selain itu, PPRO akan mempercepat serah terima proyek high rise serta menambah produk rumah tapak (landed house). Taufik mengatakan perusahaan memiliki program siap huni dan siap sewa di Surabaya, Semarang, BSD dan Bogor. 

"Untuk hospitality dan komersial kita fokus ke peningkatan okupansi. Dan menyelesaikan hotel yang sedang dibangun termasuk shopping mall. Kalau perkantoran kita hati-hati sekali, kalau ada yang mengajak partner-an syaratnya captive market," jelas dia. 

Baca Juga: Phapros (PEHA) berharap ekspor obat ke Nigeria terjadi di semester kedua

Lebih lanjut, Taufik mengatakan sejauh ini komposisi marketing sales 90% berasal dari bangunan apartemen dan sekitar 10% berasal dari rumah tapak. Namun, saat ini, sesuai permintaan pasar PPRO mengejar porsi landed house menuju 20%. 

"Ada daya tarik yang agak menonjol di 2019 adalah bisnis landed house maka 2020 kita tambah landed house juga dalam rangka menyongsong PSAK 72," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×