kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hadapi pekan kedua PPKM Darurat, saham-saham ini bisa dilirik


Sabtu, 10 Juli 2021 / 19:20 WIB
Hadapi pekan kedua PPKM Darurat, saham-saham ini bisa dilirik


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia mendorong pemerintah mengetatkan mobilitas masyarakat. Pada Sabtu (3/7) pekan lalu, pemerintah mulai menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali. Sementara pada Selasa (6/7), pemerintah menerapkan pengetatan PPKM Mikro di luar Jawa dan Bali. 

Kendati mobilitas masyarakat diperketat, transaksi di bursa masih terbilang wajar. Rata-rata nilai transaksi harian di bursa pekan ini, 5-9 Juli 2021, mencapai Rp 11,80 triliun. Sementara itu, rata-rata volume transaksinya mencapai 19,04 miliar saham. Adapun IHSG ditutup di level 6.039,84 pada Jumat (9/7). 

Capaian ini tidak jauh berbeda dibanding perdagangan pekan lalu, 28 Juni-2 Juli 2021. Asal tahu saja, rata-rata nilai transaksi harian di bursa pekan lalu mencapai Rp 11,36 triliun, sementara rata-rata volume transaksi hariannya mencapai 19,34 miliar saham. Adapun IHSG ditutup di level 6.023 pada Jumat (2/7). 

Baca Juga: Masuk fase konsolidasi, IHSG naik tipis 0,27% sepanjang pekan ini

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mencermati, pengetatan mobilitas masyarakat kali ini memang tidak menyurutkan minat investor bertransaksi di bursa saham. Sepengamatannya, investor tetap melakukan transaksi pada saham-saham yang memiliki potensi peningkatan seperti saham-saham second liner. 

"Second liner banyak diincar karena pergerakannya yang agresif dan potensi untung yang tinggi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/7). 

Perlu diingat, risiko dari saham-saham tersebut juga tinggi. Oleh karenanya, transaksi pada saham-saham tersebut lebih banyak dilakukan oleh pelaku pasar dengan gaya trading harian atau jangka pendek. 

Senada, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mencermati, selama beberapa bulan terakhir, ketika IHSG tidak banyak mengalami pergerakan, investor domestik cenderung masuk di saham-saham second liner dan third liner. Adapun tren ini masih akan berlanjut selama kondisi ekonomi belum pulih. 

"Saya rasa pasar masih akan ramai ke emiten dengan sentimen positif dan cenderung ke arah second liner," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/7). 

Baca Juga: IHSG stagnan di 6.039 pada perdagangan Jumat (9/7), asing catat net buy

Adapun investor cenderung membeli saham-saham teknologi dan digital, saham bank digital, serta saham-saham berkaitan dengan kesehatan. Sepengamatannya, investor banyak masuk ke saham DCII terdorong kabar Grup Salim yang memborong saham teknologi ini. 

Selain itu, saham perbankan seperti ARTO dan BBYB juga diminati. Asal tahu saja, ARTO menarik karena menjadi bank digital dan memiliki ekosistem dengan Gojek. Sementara BBYB atraktif karena menjadi bank digital dan memiliki ekosistem dengan Akulaku. 

Terkait saham-saham kesehatan, PRDA menarik karena memiliki balance sheet yang cukup kuat serta diperdagangkan pada valuasi yang lebih murah dibanding industrinya. Saham kesehatan lainnya ada emiten rumah sakit MIKA dan HEAL karena tertopang sentimen positif di tengah kasus pandemi Covid-19 yang meningkat. 

Saham lainnya yang bisa dicermati ada TBIG karena akan diakuisisi. Ada juga AGII yang bergerak di  sektor gas industri dan oksigen yang mendapat katalis dari kebutuhan oksigen yang meningkat.

Adapun SRTG sebagai holding yang memegang kepemilikan pada AGII dan TBIG turut terdampak positif. Selain itu, ada saham FREN yang atraktif karena terkait akuisisi Moratel. 

Akan tetapi, di antara saham-saham yang menarik itu, Hendriko cenderung menjagokan buy TBIG dengan target harga RP 4.000 per saham. SRTG dengan target harga RP 2.500 per saham, dan PRDA dengan target harga Rp 9.000 per saham. 

Sementara itu, Sukarno melihat saham bank-bank kecil, khususnya yang memiliki rencana menjadi bank digital juga menarik. Oleh karenanya, ia merekomendasikan trading buy untuk AGRO, BBYB, BACA, BBHI, dan BKSW. 

"Potensi kenaikan minimal 10%," tutupnya. 

 

Selanjutnya: Bukalapak bersiap IPO, simak prospek dan rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×