Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (GGRM, anggota indeks Kompas100) menyatakan, belum berencana mengembangkan produk rokok elektrik di Tanah Air.
Direktur GGRM Heru Budiman mengatakan, pihaknya masih melihat prospek bisnis ini di Indonesia. “Yang jelas harganya tidak murah. Jawaban sementara kami hanya akan memantau saja," ucap dia di Jakarta, Selasa (27/8).
Baca Juga: Bukit Asam baru (PTBA) mencatat penjualan batubara 47% dari total target 2019
Bernada serupa, berdasarkan catatan Kontan.co.id, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP, anggota indeks Kompas100) juga masih dalam tahap pembelajaran untuk produk ini.
Belakangan ini, HMSP sedang melakukan uji pasar di dalam negeri untuk rokok elektrik merek IQOS produksi induk perusahaannya, Phillip Morris. Meskipun begitu, HMSP masih melihat, produk ini tidak terlalu komersial untuk dipasarkan dalam skala besar.
Sementara itu, masih berdasarkan catatan Kontan.co.id, PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) menilai, regulasi Indonesia atas rokok elektrik belum siap.
Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) gunakan dana internal untuk bangun bandara Kediri
Oleh karena itu, Bentoel akan melihat situasi terlebih dulu. Menurut Bentoel, Indonesia adalah pasar yang menarik meski pasar rokok elektrik ini masih kecil. Induk perusahan RMBA, yakni British Indonesia Tobaaco (BAT) telah memasarkan produk rokok elektriknya di Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.
Di sisi lain, JUUL Labs, produsen rokok elektrik dari Amerika Serikat mengumumkan peluncuran perangkat JUUL dan JUULpods di Indonesia pada Juli 2019 lalu.
Peluncuran ini dilakukan melalui kemitraan eksklusif bersama PT Jagad Utama Lestari (PT JUL), anak perusahaan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA, anggota indeks Kompas100). Produk JUUL kini tersedia untuk perokok dewasa di Indonesia.
Baca Juga: Manfaatkan tren penurunan suku bunga, Kalbe Farma (KLBF) ajukan pinjaman ke ban
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News