Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Grup properti Summarecon sedang aktif mencari pendanaan di pasar modal. Selain induk usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), anak usahanya PT Summarecon Investment Property juga berniat mengais dana di pasar modal. Summarecon Investment Property berencana menggelar initial public offering (IPO) akhir tahun ini atau awal 2016.
Summarecon Investment siap melepas 20% saham ke publik dengan target perolehan dana US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun. Perusahaan telah menunjuk Deutsche Bank sebagai penjamin emisi untuk perhelatan ini. "Masih dipertimbangkan. Ini (penunjukan penjamin emisi) seperti biasa, diplanning untuk masa depan," kata Michael Yong, Sekretaris Perusahaan SMRA, Kamis (20/8).
Summarecon Investment akan menggunakan dana hasil penawaran saham perdana untuk mendukung ekspansi pembangunan properti di Indonesia. Lantaran masih dipertimbangkan, Michael enggan menjelaskan lebih rinci rencana tersebut.
Saat ini, SMRA memiliki 100% saham Summarecon Investment. Total nilai aset Summarecon Investment mencapai Rp3,62 triliun per 31 Maret 2015.
SMRA juga tidak mau kalah dengan anak usahanya. Perusahaan properti ini berencana menerbitkan obligasi melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) II untuk pendanaan proyek Summarecon Bandung.
Michael mengatakan, PUB yang akan diterbitkan bertenor dua tahun. Pihaknya masih belum memutuskan berapa jumlah PUB yang hendak diterbitkan, lantaran masih menunggu hasil audit laporan keuangan semester I 2015. " Belum diputuskan. Perlu tunggu finalisasi wacananya," ujar Michael, kepada KONTAN, Kamis (20/8).
Selain untuk pendanaan proyek Summarecon Bandung, dana hasil PUB ditujukan untuk modal kerja. Michael menargetjkan, proyek Summarecon Bandung targetnya akan meluncur pada bulan Oktober atau November mendatang.
April lalu, SMRA menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap III 2015 sebesar Rp 150 miliar dan sukuk Ijarah berkelanjutan I tahap III Rp 150 miliar. Dananya untuk pengembangan bisnis properti di Jawa, Sumatera Selatan dan Kalimantan. Ini merupakan tahap terakhir dari PUB I SMRA senilai Rp 1,4 triliun dan sukuk Ijarah berkelanjutan I senilai Rp 600 miliar.
Baru-baru ini, Pefindo kembali memberikan peringkat single A plus untuk obligasi berkelanjutan tersebut dan peringkat single A plus syariah untuk sukuk ijarah berkelanjutan I. Peringkat tersebut berlaku untuk periode 10 Agustus 2015 sampai 1 Agustus 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News