Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) akan hengkang secara sukarela dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan akan segera menjadi perusahaan tertutup alias go private. Demi tujuan itu, perusahaan yang dikuasai HSBC Asia Pasific Holdings Limited ini menawarkan untuk membeli saham publik di harga premium.
Para pemegang saham publik mendapat harga penawaran tender sebesar Rp 6.300 per saham. Harga saham itu 180% lebih tinggi dari harga perdagangan tertinggi atas saham BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir, yakni Rp 2.250 per saham.
Berdasarkan penilaian dari Penilai Independen, harga penawaran tender itu juga 472% lebih tinggi dari harga wajar saham sebesar Rp 1.101 per saham. Harga itu juga 200% lebih tinggi dari harga saham BAEK sebesar Rp 2.100 per saham sebelum disuspensi.
Saat ini, jumlah saham publik yang beredar di pasar hanya 0,06% dari total saham Bank Ekonomi. Karena alasan itulah, Bank Ekonomi hendak melakukan go private. Selain karena jumlah kepemilikan publik yang kecil, saham ini juga tak likuid. Alasan utamanya, perseroan juga mengklaim tidak membutuhkan dana tambahan dari pasar modal. "Jumlah pemegang saham publik kurang dari 101 pemegang saham. Maka, menjadi tidak likuid," ujar manajemen Bank Ekonomi dalam prospektus yang terbit Jumat (8/5).
Sebelum menghapus pencatatan saham dari papan bursa, Bank Ekonomi harus mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terlebih dahulu.
RUPSLB itu harus dihadiri oleh 75% dari jumlah seluruh saham. Saat ini, jumlah saham Bank Ekonomi yang dimiliki publik mencapai 1,71 juta saham. Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memiliki 26,7 juta saham atau 1% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. HSBC sendiri mengempit 98,94% saham Bank Ekonomi.
Rencananya, perkiraan periode penawaran tender akan dilakukan pada 5 Juni 2015 hingga 4 Juli 2015. Sementara tanggal pembayaran pada 15 Juli mendatang dan delisting dari BEI pada 22 Juli 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
