Reporter: Dea Chadiza Syafina, Rika Theo |
JAKARTA. Indonesia menawarkan obligasi global alias global bond berdenominasi dollar AS hari ini. Walaupun tawaran imbal hasil (yield) global bond itu terbilang rendah, analis memperkirakan investor asing akan gencar memburunya.
Menurut berita Reuters dan Bloomberg, ada dua seri global bond yang akan meluncur. Pertama adalah global bond bertenor 30 tahun dengan yield 4,95%. Kedua, global bond bertenor 10 tahun dengan yield 3,625% yang merupakan rekor yield global bond terendah selama ini.
Analis obligasi NC Securities I Made Adi Saputra melihat permintaan global bond tahun ini akan ramai sehingga target pemerintah terpenuhi.
"Tahun ini merupakan kesempatan pemerintah untuk mengeluarkan global bond. Imbal hasil yang rendah membuktikan Indonesia masih dilirik investor asing untuk berinvestasi. Permintaan akan banyak," kata Made Adi, Senin (8/4).
Ia menilai positif imbal hasil rendah. Sebab, itu artinya beban bunga yang akan dikeluarkan pemerintah pun rendah. Walau begitu, yield mini tersebut masih kompetitif dibandingkan imbal hasil obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah AS.
Senada, analis obligasi dari Penilai Harga Efek Indonesia Fakhrul Aufa melihat bahwa pemerintah percaya diri akan minat investor asing atas obligasi Indonesia. Oleh sebab itu, mereka berani memasang yield kecil.
"Tidak akan ada masalah dengan permintaan obligasi utang Indonesia karena investor asing masih masuk pasar Indonesia. Pemerintah memang perlu menghitung, untuk mengurangi biaya utang dengan mengeluarkan beban utang yang semakin rendah," kata Fakhrul.
Meski Indonesia masih dibayangi inflasi, yield rendah ini mencerminkan investor asing percaya bahwa ekonomi Indonesia masih akan tumbuh, jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Spread imbal hasil global bond memang jauh lebih tinggi dibandingkan surat utang pemerintah AS. Selisih yield global bond Indonesia bertenor 10 tahun dengan US Treasury bertenor sama mencapai 193 poin. Sedangkan yield global bond bertenor 30 tahun juga lebih tinggi 208 basis poin ketimbang US Treasury.
Namun menurut Fakhrul, perbedaan sebesar itu masih normal mengingat peringkat utang Indonesia jauh di bawah AS.
Ia optimis atas penerbitan global bond tahun ini. "Target global bond bisa terlewati bahkan bisa over sampai dengan 1,5 kali. Permintaan akan banyak, terlebih dengan rencana pemerintah untuk menerbitkan obliasi dengan denominasi US$ di pasar domestik. Hal ini membuktikan obligasi Indonesia berbasis dollar untuk pasar dalam negeri juga masih tinggi," tandas Fakhrul.
Bloomberg menulis bahwa hari ini pemerintah mulai menawarkan global bond ke pasar. PT Danareksa Sekuritas, JPMorgan Chase & Co, Deutsche Bank AG, Standard Chartered Plc, dan PT Mandiri Sekuritas akan mengelola penjualan global bond itu.
Pada pekan lalu, Direktur Pengelolaan Surat Utang Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Loto Srianita, mengatakan bahwa Indonesia akan menerbitkan surat utang ke pasar internasional di paruh kedua 2013.
Pemerintah juga berencana memangkas porsi SUN yang diterbitkan dalam mata uang asing menjadi 14% di 2013, dari 21% tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News