Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia merupakan produsen sekaligus eksportir teratas untuk CPO di dunia. Hanya saja, dengan harga CPO yang melemah, apa pengaruhnya kepada emiten CPO?
Joni Wintarja, analis NH Korindo Sekuritas melihat Indonesia menguasai lebih dari setengah pangsa pasar CPO di dunia. Indonesia mendominasi 56% total produksi CPO di dunia dan 57% total ekspor ke negara-negara di dunia.
"Hanya saja harga CPO mengalami pelemahan sebesar 20% dari awal tahun 2017 hingga Juli 2018. Untuk bisa mengembalikan harga CPO, implementasi B20 diperkirakan akan membantu meningkatkan permintaan atas CPO hingga menggerek harga CPO," ungkap Joni kepada KONTAN, Jumat (7/12).
Dia pun menegaskan bahwa Pemerintah harus fokus untuk bauran B20. Dengan begitu, permintaan akan naik dan kinerja emiten bisa meningkat. Joni menilai bahwa kapasitas produksi biodiesel yang terpakai hingga saat ini masih bisa ditingkatkan.
Ia mencatat kapasitas produksi biodiesel yang terpakai hanya 30% atau menghasilkan 3,5 juta kilo liter/tahun. Sementara, jika ia menelisik dari sisi permintaan, India menjadi konsumen CPO terbesar di dunia. India mengkonsumsi 18% atas total konsumsi CPO di dunia. India bukanlah produsen CPO yang dominan, oleh karena itu India membutuhkan impor CPO hingga 11 juta ton per tahun.
Senada analis MNC Sekuritas, Krestanti Nugrahane Widhi mengatakan bahwa berlakunya kebijakan B20 berpotensi meningkatkan konsumsi dalam ataupun luar negeri. Karena Pemerintah memainkan peran aktif dalam mendorong permintaan biodiesel, melalui implementasi B20 untuk kendaraan non-Public Service Obligation (PSO) seperti kereta api dan bus, juga seperti untuk kendaraan pribadi non-Public Service Obligation (PSO).
"Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan penggunaan biodiesel, dengan penerapan campuran FAME 25% skema di diesel (B25) yang akan dilaksanakan pada 2019,” kata Krestanti dalam risetnya 18 Oktober 2018.
Dengan meningkatnya konsumsi ataupun permintaan B20 dalam negeri, diperkirakan Krestanti, harga CPO bisa menguat ke level RM 2.300 sampai RM 2.600 per ton sampai akhir tahun 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News