Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) memandang prospek bisnis ke depan bakal makin kinclong. Kenaikan harga batubara serta pemulihan ekonomi global, khususnya China, India, dan beberapa negara Asia Tenggara memberikan keuntungan bagi MCOL.
Mengingat, negara-negara tersebut merupakan tujuan ekspor utama Prima Andalan Mandiri. Presiden Direktur MCOL Handy Glivirgo mengatakan, dalam kondisi yang menguntungkan ini pihaknya terus mengoptimalkan sinergi dari ketiga entitas anak usaha.
Selain berkecimpung di bisnis pertambangan batubara, emiten anyar ini juga memiliki anak usaha yang bergerak di bidang perdagangan batubara serta jasa kontraktor penambangan serta angkutan laut untuk batubara.
Baca Juga: Resmi tercatat di bursa, saham Prima Andalan Mandiri (MCOL) melesat 1,76%
Guna menggenjot kinerja operasional, Prima Andalan mandiri berencana untuk menambah alat berat sebagai pendukung produksi. Handy bilang MCOL akan membeli excavator PC2000 sebanyak empat unit, dump truck HD 785 sebanyak 18 unit, dozer 375 sebanyak dua unit dan dozer D155 sebanyak dua unit pada tahun ini.
Prima Andalan Mandiri akan membeli keseluruhan peralatan tersebut dari PT United Tractors Tbk (UNTR). Perusahaan ini membutuhkan dana sekitar Rp 441 miliar untuk pengadaan peralatan tersebut.
Adapun sumber dana merupakan hasil dari hajatan penawaran umum perdana saham yang telah dilakukan pada 1-3 September lalu. MCOL telah menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), dengan menerbitkan 355,56 juta saham baru pada harga Rp 1.420 per saham.
Jumlah tersebut setara dengan 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh Prima Andalan Mandiri. MCOL mendapat dana sebesar Rp 504,89 miliar dari perhelatan IPO. Emiten ini akan menggunakan sisa dana IPO untuk modal kerja dalam bentuk setoran modal kepada anak usaha, yakni PT Mandala Karya Prima (MKP), untuk pembayaran utang usaha dan biaya operasional.
Baca Juga: Menimbang-nimbang IPO calon penghuni bursa, mana yang menarik?
Sebagai informasi, dalam menjalankan usahanya MCOL dana anak usaha memiliki bisnis yang terintegrasi dari tambang hingga ke pelabuhan laut. Melalui anak usaha PT Mandiri Intiperkasa, MCOL memiliki rekam jejak memproduksi selama batubara selama 16 tahun dan telah memproduksi batubara sebesar 53 juta metrik ton sampai tahun 2020.
Mandiri Intiperkasa masih memiliki cadangan batubara kualitas menengah lebih dari 176 juta metrik ton dengan rasio pengupasan tanah penutup yg relatif rendah, jarak angkut batubara cukup dekat dan lokasi konsesi tambang yang strategis sehingga mendukung biaya operasional yang efisien dengan daya jual batubara yang kompetitif.
Selanjutnya, PT Mandala Karya Prima telah berpengalaman selama 14 tahun di bidang kontraktor pertambangan. Mandala Karya Prima memberikan jasa penambangan dengan menerapkan ketepatan waktu, efisiensi biaya dan memberikan pelayanan yang berkualitas.
Baca Juga: Masuk masa penawaran, Prima Andalan Mandiri patok harga IPO di Rp 1.420 per saham
Handy menjelaskan, Mandala Karya Prima mengoperasikan armada alat berat modern kapasitas besar, dimana perawatan dilakukan secara berkala dan terencana untuk memastikan ketersediaan dan keandalan alat yang tinggi.
Di hilir, Prima Andalan Mandiri memiliki entitas anak yang bergerak di bidang transportasi batu bara dengan nama PT Maritim Prima Mandiri. Maritim Prima Mandiri telah lebih dari 12 tahun mendukung proses alih muat batubara dari dermaga ke laut terbuka dengan 19 set kapal tunda dan tongkang serta didukung tiga floating crane dengan loading rate yang tinggi.
“Melalui ketiga kegiatan bisnis entitas anak tersebut, kami berkomitmen untuk terus menjadi perusahaan yang bertumbuh kembang secara berkelanjutan dengan menerapkan tata kelola dan budaya perusahaan yang baik agar dapat mewujudkan visi untuk menghidupi masa depan yang lebih cerah,” papar Handy, Selasa (7/9).
Baca Juga: Pilah-pilih saham IPO, pertimbangkan dulu hal ini
Mengintip prospektus, MCOL mengantongi pendapatan sebesar US$ 81,19 juta pada periode Januari-Maret 2021. Nilai ini turun 15,57% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya US$ 96,17 juta.
Meski demikian, laba tahun berjalan emiten ini terpantau hanya turun tipis yakni di angka US$ 21,01 juta pada kuartal pertama tahun ini. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih MCOL tercatat sebesar US$ 21,30 juta.
Sepanjang tahun lalu, MCOL meraih pendapatan US$ 298,97 juta atau turun tipis 0,67% dari tahun 2019 senilai US$ 301 juta. Namun, laba bersih sepanjang 2020 naik 21,61% menjadi US$ 42,59 juta ketimbang tahun sebelumnya hanya US$ 35,02 juta.
Baca Juga: Perusahaan Batubara Prima Andalan Mandiri Bersiap IPO, Target Dana Rp 568,896 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News