Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arkha Jayanti Persada Tbk atau yang memiliki kode emiten ARKA terus mengejar realisasi target pertumbuhan pendapatan tahun 2019. Dengan target pendapatan hingga akhir tahun senilai Rp 160 miliar, Direktur Utama ARKA Dwi Hartanto menyebut realisasi sampai saat ini baru mencapai 53%.
Meskipun begitu, Dwi mengaku optimis perusahaan dapat memenuhi target pendapatan. Ia memaparkan saat ini semua lini bisnis ARKA tengah ngebut guna mencapai target pendapatan perusahaan di akhir tahun.
Baca Juga: Golden Energy (GEMS) serap belanja modal 63%
Dari segi kinerja fundamental, hingga semester I 2019 ARKA berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 50,79 miliar dari Rp 43,38 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Namun laba kotor perseroan turun dari Rp 8,37 miliar menjadi Rp 7,81 miliar.
Tapi, ARKA berhasil membukukan laba tahun berjalan sebanyak Rp 4,2 miliar dari sebelumnya rugi Rp 1,26 miliar di akhir Juni 2018.
Selain disumbang oleh penjualan konstruksi baja, penjualan perusahaan juga disumbang oleh penjualan komponen, body dump, dan jasa pengangkutan batu bara yang tahun ini mengalami penurunan cukup jauh dari periode 31 Desember 2018.
Meskipun memiliki beberapa sektor bisnis, pendapatan utama ARKA hingga saat ini sebagai besar ditunjang oleh bisnis di sektor konstruksi dengan menyumbang 60% bagi pendapatan perusahaan. Dwi bilang sektor ini menjadi penyumbang paling besar karena di sektor ini dapat menghasilkan volume yang besar.
Saat ini di sektor bisnis konstruksi ARKA sedang menggarap beberapa proyek di antaranya, proyek renovasi Stasiun Jatinegara, proyek Tiung Biru Bojonegoro Jawa Timur,proyek fabrikasi PLTU Suralaya, dan proyek Muara Kowe Bekasi. Beberapa proyek ini hingga saat ini masih berjalan dan masih terus dikejar penyelesaiannya.
Baca Juga: Rugi Rp 15,01 miliar di semester I, begini cara Sawit Sumbermas (SSMS) jaga kinerja
Sementara di sektor produksi baja, saat ini perusahaan sedang gencar melakukan aksi percepatan produksi yang dilakukan dengan menambah mesin produksi yang dapat memperbesar kapasitas produksi. Total pada tahun 2019 ini, ARKA akan menambah 7 hingga 8 unit mesin produksi baru yang akan datang secara bertahap.
Namun hingga akhir Agustus 2019 ini, baru 1 mesin produksi yang tiba dan sisanya akan menyusul secara bertahap hingga beberapa pekan ke depan. Penempatan ke-8 mesin baru ini masih dalam pertimbangan perusahaan. Hingga saat ini perusahaan masih mempertimbangkan lokasi yang paling menguntungkan untuk penempatan mesin-mesin ini.
Dwi menyampaikan pembelian mesin baru ini berasal dari pemutaran keuntungan yang diperoleh perusahaan. Langkah ini diambil guna mempersiapkan kapasitas produksi yang jumlahnya ditaksir akan meningkat 80% pada tahun 2020 mendatang.
Dwi melihat prospek dari sektor konstruksi masih cukup menjanjikan sehingga masih menjadi segmen yang potensial sebagai sumber pundi-pundi perusahaan. Selain itu, perusahaan juga optimis dengan adanya mesin baru yang dibeli pada tahun ini dapat membantu meningkatkan produksi perusahaan.
"Faktor lain yang juga menjadi pertimbangan perusahaan untuk terus meningkatkan target pendapatan tahunan ialah proyek-proyek yang sedang diincar oleh perusahaan," katanya.
Baca Juga: PGN (PGAS) siap memasok persediaan gas di ibu kota baru
Meski saat ini masih fokus merampungkan proyek-proyek berjalan dan mengejar target pendapatan tahunan, perusahaan juga masih terbuka dengan adanya proyek-proyek baru yang menurut Dwi paling cepat akan digarap pada bulan Desember 2019.
Perusahaan ke depannya masih menyasar tender-tender dari proyek besutan Pertamina lewat rekayasa industri ataupun lewat Semen Indonesia.
Sebagai informasi, selepas melakukan IPO pada 10 Juli 2019 lalu, saham ARKA sempat mendapatkan perhatikan publik. ARKA tercatat sempat mencatatkan kenaikan harga saham hingga lebih dari 100% pasca penyelenggaraan IPO. Dengan pergerakan yang seperti ini BEI sempat memasukkan saham ARKA ke dalam kategori UMA.
Pada proses IPO lalu, AKRA melepas saham dengan nilai per saham sebesar Rp 236 per lembar saham dengan total persentase saham yang dibuka ke publik sebanyak 25%.
Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) catat rugi bersih Rp 15,01 miliar di semester I
Hingga hari ini (30/8) berdasarkan data RTI, pergerakan saham ARKA selama 1 bulan terakhir masih menunjukkan performa yang positif. Harga saham ARKA selama 1 bulan terakhir tercatat mengalami kenaikan sebesar 59,55% dengan level tertinggi harga saham sempat menyentuh level 1830 per saham.
Dari akumulasi semalam 1 bulan tercatat saham ARKA baru 4 kali mengalami koreksi sebesar total 215 point.
Hingga penutupan perdagangan minggu ini, saham ARKA berada di level 1755, menguat 85 point atau sebesar 5,09% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News