kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot ekspor, kinerja Bukit Asam (PTBA) bakal lebih positif


Kamis, 11 Oktober 2018 / 22:33 WIB
Genjot ekspor, kinerja Bukit Asam (PTBA) bakal lebih positif
ILUSTRASI. Tambang Batubara Bukit Asam


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengincar pasar ekspor baru. Saat ini, China masih menjadi negara tujuan ekspor utama dengan realisasi penjualan sebesar 18,3% dari total penjualan batubara PTBA selama Semester I-2018.

Sebelumnya, Sekretaris perusahaan PTBA Suherman menuturkan, perusahaan akan meningkatkan porsi penjualan ke negara-negara ASEAN. Alasannya, kebutuhan batubara untuk kawasan ini diproyeksikan akan terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.

Menurut analis Mirae Asset Sekuritas, Andy Wibowo Gunawan, PTBA akan menembus pasar ASEAN demi mengurangi ketergantungan pasar ekspor ke China.

“Permintaan batubara dari ASEAN akan meningkat, dan memiliki pasar ekspor yang terdiversifikasi akan jadi keunggulan kompetitif bagi PTBA di masa depan,” ujarnya.

Ia juga menilai, hal ini akan membuat kinerja laba PTBA pada kuartal III 2018 akan positif. Dengan rencana PTBA menaikkan produksi batubara, maka Andy menghitung pendapatan kuartal ketiga akan mencapai Rp 5,7 triliun atau naik 19,3% year on year (yoy).

“Laba bersih diperkirakan Rp 1,4 triliun didukung oleh angka produksi batubara yang lebih tinggi. Serta harga jual rata-rata (average selling price/ASP) data di tengah dampak kapitalisasi pasar domestik baru,” sebut Andy dalam risetnya pada 10 Oktober 2018.

Dus, untuk mencapai laba bersih yang naik di kuartal ketiga, Andy menilai  PTBA akan menaikkan angka produksi batu bara kuartal ketiga 2018. Ia memproyeksi jumlah produksi naik 24% menjadi 7,4 juta ton yang turut mendongkrak volume penjualan batu bara menjadi 7,1 ton pada kuartal ketiga 2018.

“Mengingat produksi dan volume penjualan yang naik, diperkirakan harga jual rata-rata (ASP) kuartal ketiga 2018 Rp 790,567 per ton, melihat faktor DMO dan efek lemahnya rupiah,” beber Andy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×