Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) di paruh kedua tahun ini masih belum bergairah. Tampaknya rekor IPO di 2023 belum akan terpecahnya.
Hingga akhir semester I-2024, baru ada 25 perusahaan tercatat atau emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun total dana yang berhasil dihimpun atau fund raised mencapai Rp 4 triliun.
Di awal semester dua ini, sudah ada beberapa emiten yang menuntaskan penawaran umumnya. Per Jumat (5/7), baru ada dua emiten anyar yang telah melantai di bursa saham.
Yakni, PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) pada 3 Juli 2024. Kemudian yang terbaru ada, PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) yang resmi tercatat pada 5 Juli 2024.
Pada pembukaan perdagangan Senin (8/7), bursa akan kedatangan dua emiten baru, yaitu PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) dan perusahaan milik anak Tommy Soeharto PT Intra GolfLink Resort Tbk (GOLF).
Berikutnya pada Selasa (9/7), saham PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA) akan resmi tercatat di BEI. Jika tidak ada aral melintang, maka total emiten baru di BEI akan mencapai 31 perusahaan.
Baca Juga: Segera Melantai di BEI, IPO Intra Golflink (GOLF) Oversubscribed 27 Kali
Steffen Fang, Direktur Utama Surya Fajar Sekuritas menyampaikan perhelatan IPO tahun agak menurun. Namun di sisa tahun ini, Surya Fajar Sekuritas masih memiliki dua perusahaan dalam pipeline IPO.
"Mungkin ada dua lagi perusahaan IPO yang akan kami bawa. Secara umum bisnis menurun, tapi mudah-mudahan lancar di paruh kedua 2024 ini," kata Steffen kepada Kontan akhir pekan lalu.
Direktur Investment Banking MNC Sekuritas Hary Herdiyanto menuturkan ada berbagai sentimen yang mungkin akan mempengaruhi penggalangan dana lewat IPO.
Salah satunya, sentimen domestik seperti pilkada. Tak hanya itu, sentimen global juga turut mempengaruhi dinamika pasar modal dalam negeri, terutama adanya pemilu di beberapa negara maju.
"Dari MNC Sekuritas di semester dua ini mungkin tidak akan banyak lagi. Mungkin tahun depan kami bisa lebih optimistis," ucap Hary saat ditemui Kontan, Jumat (5/7).
Baca Juga: Kapitalisasi Emiten Naik, Arah IHSG Membaik
Namun MNC Sekuritas akan gencar menjadi underwriter untuk obligasi, terlebih potensi yang ada di Grup MNC masih besar. Selain itu, Hary bilang MNC Sekuritas juga menyasar ke pasar merger and acquisition (M&A).
Di lain sisi, PT Reliance Sekuritas Tbk (RELI) masih optimistis akan gelaran IPO di semester kedua ini. Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas bilang hal ini sejalan dengan target yang dipasang oleh BEI.
"Untuk semester kedua rasanya bisa meningkat. Asalkan sentimen di pasar mendukung sehingga dapat berimbas pada penerbitan emisi baru baik IPO maupun obligasi," katanya.
Di semester II-2024 ini, Reliance Sekuritas menargetkan dapat membawa minimal dua sampai tiga perusahaan untuk melantai di BEI baik dari sektor jasa keuangan dan lainnya.
Baca Juga: Dua Calon Emiten Jumbo Siap IPO
I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia menyampaikan dengan fundamental ekonomi yang relatif kondusif dan potensi pertumbuhan sektor-sektor tertentu akan mendukung aktivitas IPO.
Berdasarkan data BEI, setidaknya ada 24 perusahaan dalam pipeline IPO. Mayoritas merupakan perusahaan dengan aset skala menengah sebanyak 15 calon emiten.
Namun Nyoman menuturkan sudah ada satu perusahaan mercusuar atau lighthouse company dengan market cap minimal Rp 3 triliun dan minimal free float 15% untuk melaksanakan IPO.
“Calon emiten ini berasal dari sektor recreational and sport facilities. Kemudian ada satu lagi berasal dari sektor real estate, tetapi baru akan memperbarui dokumennya,” kata Nyoman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News