kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Gelar IPO, Sumber Mineral Global (SMGA) Memacu Bisnis Batubara Hingga Nikel


Jumat, 19 Januari 2024 / 10:48 WIB
Gelar IPO, Sumber Mineral Global (SMGA) Memacu Bisnis Batubara Hingga Nikel
ILUSTRASI. PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini memasang harga penawaran awal alias book building Rp 100 per saham–Rp 105 per saham.

Dalam aksi korporasi ini, Sumber Mineral Global melepas sebanyak-banyaknya sebesar 1,75 miliar saham baru yang mewakili 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah initial public offering (IPO). Dus, Perusahaan yang nantinya menggunakan kode saham SMGA ini meraup dana segar sebesar Rp 175 miliar sampai dengan Rp 183,75 miliar.

Masa penawaran umum akan dimulai pada 22 Januari sampai 25 Januari 2024. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek  yakni PT Victoria Sekuritas Indonesia. 

Direktur Utama Sumber Mineral Global Abadi Julius Edy Wibowo mengatakan, SMGA akan menggunakan dana hasil IPO untuk modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batubara, sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batubara dari supplier guna memenuhi kontrak pengadaan dengan pihak-pihak.

Baca Juga: Raih Outlook Stabil, Sumber Global Energy (SGER) Pacu Diversifikasi Bisnis

Asal tahu saja, SMGA merupakan perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang perdagangan nikel dan batubara untuk pasar domestik di Indonesia. SMGA merupakan bagian dari kelompok usaha PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) yang merupakan perusahaan perdagangan batubara di pasar ekspor dan domestik dengan sistem pemasok batubara satu atap yang sistematis dari kegiatan perdagangan, pengangkutan, hingga pengiriman.

Julius meyakini prospek komoditas nikel masih cukup cerah ke depan. Hal ini diperkuat dengan temuan Badan Energi Internasional alias The International Energy Agency (IEA) yang memperkirakan permintaan nikel dunia akan terus mengalami pertumbuhan.

Permintaan nikel diprediksi naik dari 2.340 kiloton (KT) pada 2020 menjadi 6.250 KT pada tahun 2040. Meningkatnya permintaan akan nikel terutama didorong oleh naiknya kebutuhan dari industri kendaraan listrik dan baterai.

“Kebutuhan dunia terhadap industri nikel sangat besar, tidak hanya untuk baterai kendaraan listrik (EV) tetap juga untuk segala macam baterai,” terang Julius dalam siaran pers, Jumat (19/1). Prospek nikel juga didukung oleh kebijakan hilirisasi yang memungkinkan adanya nilai tambah (value added) bijih nikel dan juga adanya transfer teknologi pengolahan nikel di tanah air.

Tim Riset Victoria Sekuritas menilai, SMGA memiliki prospek bisnis yang menarik seiring tumbuhnya permintaan nikel terutama untuk permintaan baja anti karat (stainless steel). Saat ini, sebanyak 65% dari konsumsi nikel global masih digunakan untuk produksi stainless steel.

Selain itu, permintaan nikel untuk baterai kendaraan Listrik juga diperkirakan akan tumbuh signifikan, yang juga akan mengurangi permintaan akan kendaraan dengan mesin pembakaran internal. Lebih lanjut, segmen batubara SMGA juga memiliki peluang bertumbuh mengingat Indonesia memiliki sumber daya batubara yang besar.

Julius meyakini permintaan batubara masih solid ke depan. Hingga tahun 2025, IEA memperkirakan penggunaan batubara Indonesia akan tumbuh 4,7% per tahun, dipimpin oleh perluasan armada pembangkit listrik batubara hingga 10 gigawatt (GW).

SMGA juga memiliki bisnis di pertambangan batu gamping, yang mana menjadi material campuran yang berperan vital di industri smelter nikel. Material gamping digunakan untuk mengurangi impurities (kotoran) yang terkandung dalam bijih nikel.

“Dengan sentimen-sentimen positif ini, kami meyakini kinerja SMGA ke depan akan bertumbuh setelah melakukan IPO,” pungkas Julius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×