kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gelar Dua Aksi Korporasi, Simak Strategi Intiland Development (DILD) di Semester II


Jumat, 12 Agustus 2022 / 18:25 WIB
Gelar Dua Aksi Korporasi, Simak Strategi Intiland Development (DILD) di Semester II
ILUSTRASI. Proyek apartemen South Quarter Residence di Jakarta Selatan yang dikembangkan PT Intiland Development Tbk (DILD).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) menggelar dua aksi korporasi pada bulan Agustus 2022. Emiten pengembang properti ini tengah mengejar target tahunan sembari merancang pertumbuhan jangka panjang.

Lewat anak usahanya, DILD menggelar aksi korporasi dengan mendirikan perusahaan patungan (joint venture) bersama entitas anak Mitbana Urban Development Fund. Kerja sama ini mengalokasikan dana investasi senilai Rp 1,1 triliun untuk pengembangan baru kawasan di Talaga Bestari, Tangerang.

DILD juga menggelar penawaran umum berkelanjutan Sukuk Ijarah Tahap II tahun 2022 sebesar Rp 250 miliar. Sekretaris Perusahaan Intiland Development Theresia Rustandi menyampaikan bahwa kedua aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari strategi pertumbuhan Intiland dalam hal pengelolaan modal dan investasi, serta strategi joint venture.

Baca Juga: Setelah Melesat 30,87%, Simak Rekomendasi Saham Intiland (DILD) Hari Ini (12/8)

"Penerbitan sukuk bertujuan untuk pembiayaan ekspansi usaha serta memperbaiki kondisi keuangan. Kami melakukan re-profiling pinjaman dan berusaha mendapatkan opsi terbaik untuk mengurangi beban pinjaman dengan bunga lebih rendah," kata Theresia saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (12/8).

Adapun Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Intiland Development Tahap II Tahun 2022 ditawarkan sebesar 100% dari jumlah sisa imbalan ijarah. Jumlah sisa imbalan ijarah yang ditawarkan sebesar Rp 250 miliar dengan cicilan imbalan ijarah Rp 26,25 miliar per tahun atau equivalen 10,50% per tahun.

Tanggal distribusi pada 16 Agustus 2022 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia berlangsung pada 18 Agustus 2022. Jangka waktu Sukuk Ijarah adalah tiga tahun sejak tanggal emisi. Pembayaran sisa imbalan ijarah secara penuh (bullet payment) sebesar 100% dilakukan pada tanggal jatuh tempo yaitu 16 Agustus 2025.

Baca Juga: Proyek Properti di Pinggiran Jakarta Masih Menjadi Incaran Pengembang

Sedangkan untuk kerja sama dengan Mitbana Fund, dilakukan melalui anak usaha DILD, PT Sinar Puspa Persada (SPP) dengan Mitbana Urban Development Fund III (MUDF III) yang membentuk usaha patungan PT Inti Mitbana Developement (IMD).

Dalam joint venture tersebut, MUDF III menggenggam 70% saham IMD, lalu 30% sisanya dimiliki SPP. Joint venture ini berlaku efektif sejak 5 Agustus 2022. "Kerja sama ini mensinergikan kekuatan serta dan pengalaman kedua pihak untuk pengembangan kawasan Talaga Bestari di masa depan," imbuh Theresia.

Baca Juga: Kinerja Diproyeksi Membaik, Cek Rekomendasi Analis pada Saham-saham Properti

Sebagai informasi, DILD menjalin kerja sama strategis dengan Mitbana untuk pengembangan kawasan Transit-Oriented Development (TOD) terpadu seluas 51 hektare di Talaga Bestari, Tangerang. Pengembangan baru kawasan Talaga Bestari terbagi menjadi dua tahapan.

Tahap pertama, pengembangan township seluas 40 hektare yang terdiri dari perumahan, ritel, food & beverage, dan fasilitas club house baru untuk penghuni. Lalu tahap II seluas 11 hektare untuk pengembangan area TOD yang  dilengkapi apartemen, ritel dan komersial terpadu yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas shuttle bus dan stasiun Mass-Rapid Transport (MRT). 

Manajemen DILD optimistis prospek industri properti nasional akan berangsur membaik tahun ini. Minat dan daya beli masyarakat terhadap properti mulai kembali pulih, sejalan dengan tren investasi properti juga bergerak positif.

Menurut Theresia, gejala itu tampak dari adanya tren penjualan di beberapa proyek yang sedang dikembangkan Intiland. Kendati begitu, Intiland terus mencermati perkembangan kondisi ekonomi seperti kenaikan harga bahan bangunan, potensi kenaikan suku bunga, hingga efek lonjakan inflasi.

"Kami mempelajari dan memperhitungkan secara detail risiko-risiko kebijakan dan makro ekonomi dalam setiap proses pengembangan," ujar Theresia.

Baca Juga: Banyak Peluncuran Produk Baru di Semester II, Simak Saham Properti Rekomendasi Analis

Sepanjang semester pertama 2022, DILD mengantongi pendapatan pra-penjualan alias marketing sales sebesar Rp 803 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan segmen kawasan perumahan senilai Rp 479 miliar.

Kontribusi berikutnya berasal dari penjualan di segmen kawasan industri senilai Rp 214 miliar serta segmen mixed use & high rise senilai Rp 110 miliar. Selain dari pendapatan pengembangan (development income), DILD juga membukukan recurring income sebesar Rp 338 miliar.

"Kontribusi dari segmen ini berasal dari pendapatan sewa perkantoran, pengelolaan sarana dan prasarana, serta fasilitas olahraga," jelas Theresia.

Baca Juga: Intiland (DILD) dan Mitbana Jalin Kerja Sama Kembangkan Kawasan TOD Terpadu

Realisasi marketing sales DILD itu baru mencapai 33,45% dari target Rp 2,4 triliun yang ingin dicapai sepanjang tahun ini. Oleh sebab itu, DILD akan menggenjot penjualan, di antaranya menggelar program pemasaran Intiland Collections, yang diikuti oleh 16 proyek Intiland pada Juni hingga akhir Agustus 2022. 

Theresia menyebut, DILD akan fokus meningkatkan penjualan dari proyek-proyek existing, khusus produk landed houses. Saat ini DILD memiliki beberapa portofolio pengembangan kawasan perumahan, seperti Serenia Hills, Magnolia Residence, South Grove, Talaga Bestari, Duo, dan di Surabaya  ada Graha Natura dan Amesta Living. 

"Penjualan tahun ini kami masih fokus untuk proyek-proyek berjalan. Kami memang memiliki rencana peluncuran proyek baru, namun waktunya mempertimbangkan kondisi dan daya serap pasar," terang Theresia.

Guna memuluskan rencana kerja di tahun ini, DILD mengalokasikan belanja modal (capex) hingga Rp 1 triliun. Realisasi hingga kuartal pertama terserap Rp 400 miliar. Capex DILD sebagian besar dialokasikan untuk pembiayaan konstruksi pembangunan proyek-proyek yang sedang berjalan. 

Baca Juga: Kongsi Terbaru, Intiland (DILD) Gandeng Mitsubishi & Temasek Garap Proyek Properti

Rekomendasi Saham

Pergerakan saham DILD melesat pada pekan ini. Saham DILD melonjak 30,87% ke harga Rp 195 pada perdagangan Kamis (11/8). Meski pada Jum'at ini harga saham DILD kembali merosot 3,08% ke harga Rp 189.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei memandang prospek DILD masih menarik dengan luas persediaan lahan (land bank) lebih dari 2.000 hektare. "Sehingga perseroan memiliki keleluasaan untuk membangun kota mandiri sendiri ataupun proyek-proyek strategis lainnya," kata Jono kepada Kontan.co.id, Jumat (12/8).

Pengembangan di segmen kawasan industri juga bisa menjadi penopang pertumbuhan kinerja secara jangka panjang. Kontribusinya pun menjadi terbesar kedua setelah segmen landed house, yang bisa menunjang kinerja DILD selama segmen high-rise masih lesu.

Adapun, target harga DILD dari Henan Putihrai Sekuritas sudah tertembus di harga Rp 180. Meski begitu, Jono melihat saham DILD masih bisa dikoleksi sembari mencermati update kinerja pada semester pertama 2022.

Baca Juga: Prospek Kawasan Industri Masih Mendaki, Berikut Saham-saham yang Menarik Dikoleksi

Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memberikan rekomendasi trading buy terlebih dulu, dengan memperhatikan volume karena volatilitas yang cukup tinggi. Support saham DILD ada di area Rp 181 dan resistance pada Rp 210.

Sedangkan menurut Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat penurunan pada perdagangan hari ini masih normal karena para pelaku pasar melakukan aksi profit taking, imbas kenaikan yang agresif pada perdagangan kemarin. 

Secara teknikal, DILD masih menarik. DILD sudah tembus dari level konsolidasinya dan indkator MACD sudah goldencross, berada di zona positif. Menandakan pergerakan harga sudah uptrend.

Saran Andika, saham DILD bisa dibeli dengan memperhatikan area support di harga Rp 159 dan target penguatan pada harga Rp 210.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×