Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis masih optimistis dengan pertumbuhan kinerja emiten properti sampai akhir tahun nanti. Optimisme tersebut berangkat dari proyeksi akan banyaknya peluncuran produk baru pada semester II ini.
Analis Sucor Sekuritas, Benyamin Mikael, menilai, pada semester II, emiten properti memang dihadapkan pada berbagai sentimen negatif, contohnya, kenaikan suku bunga di tengah laju inflasi.
Walau begitu, pihaknya berpandangan, kenaikan suku bunga diproyeksikan meningkat sebesar 50-100 basis poin (bps) di tahun ini yang mana dinilai masih dapat dikontrol.
"Kenaikan suku bunga tentu akan memberatkan kinerja emiten properti, tetapi menurut saya ini masih manageable jika hanya naik 50-100 bps, dan di semester II harusnya launching akan lebih banyak jadi hal ini juga akan mendorong kinerja di 2022," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (8/8).
Di sisi lain, adapula sentimen positif yang bisa mendongkrak kinerja emiten-emiten properti. Antara lain, perpanjangan diskon PPN hingga akhir tahun dan kenaikan suku bunga yang di bawah ekspektasi.
Baca Juga: Ramayana (RALS) Berencana Buyback 360 Juta Saham, Cermati Rekomendasi Analis
Equity Analyst Pilarmas Investindo, Desy Israhyanti, menambahkan, pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, mobilitas masyarakat yang meningkat, kesadaran akan investasi properti, serta strategi perusahaan menjadi modal untuk pertumbuhan kinerja emiten properti di semester II.
"Kami melihat juga untuk jangka menengah-panjang, pembangunan IKN di Kalimantan juga bisa jadi katalis positif bagi sektor properti," sambungnya.
Sebagai pengingat, menilik capaian pra penjualan emiten properti di semester I terbilang cukup on track dengan target masing-masing emiten.
Contohnya, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) membukukan marketing sales sebesar Rp 3,9 triliun atau naik 11,42% secara tahunan (year on year/yoy) dengan target tahun ini Rp 8,2 triliun.
Selanjutnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencatatkan Rp 4,7 triliun atau naik 4,44% yoy dengan target Rp 7,7 triliun.
Memang, beberapa juga mengalami penurunan seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang membukukan marketing sales sebesar Rp 2,3 triliun, turun 18,72% yoy.
Baca Juga: Intiland (DILD) dan Mitbana Jalin Kerja Sama Kembangkan Kawasan TOD Terpadu
Namun, realisasi tersebut setara 46% dari target tahun ini Rp 5 triliun. Kemudian, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengantongi marketing sales sebesar Rp 800 miliar, turun tipis 2,4% yoy dengan target Rp 1,8 triliun.
Dari kinerja saham, keempat emiten tersebut dalam sebulan terakhir tercatat mengalami kenaikan harga. CTRA mencatatkan kenaikan harga saham 7,60%, BSDE naik 1,09%, SMRA naik 11,61%, dan PWON naik 4,42%.
Mikael menilai kenaikan harga saham tersebut seiring dengan kinerja di kuartal II yang cukup bagus dan valuasi yang atraktif. Desy menambahkan, Bank Indonesia (BI) yang belum menaikkan suku bunga masih menjadi timing untuk kenaikan permintaan properti.
"Marketing sales-nya notabene meningkat sehingga terefleksi juga dari kinerja sahamnya. Setidaknya, sampai BI meningkatkan suku bunga saham sektor properti ini masih akan baik. Namun, tentu faktor fundamental perusahaan juga menentukan daya tarik sahamnya," jelasnya.
Desy pun merekomendasikan beli untuk saham-saham tersebut, BSDE target harga Rp 1.290, CTRA Rp 1.400, SMRA Rp 1.060, dan PWON Rp 625.
Mikael juga merekomendasi beli, BSDE Rp 1.400, CTRA Rp 1.350, SMRA Rp 1.200, dan PWON Rp 650.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News