Reporter: Raka Mahesa W, Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Otot Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin loyo menahan beban sentimen negatif krisis ekonomi global. Nilai indeks bursa saham Indonesia ini terus mengalami penyusutan.
Dalam perdagangan Selasa (4/10), IHSG turun ke level 3.269,45. Ini adalah level terendah IHSG sejak 7 September 2010 silam. Bila dihitung sejak awal tahun, IHSG sudah merosot 11,72%.
Otomatis, kapitalisasi pasar IHSG juga anjlok. Kemarin, kapitalisasi pasar IHSG sudah mencapai Rp 2.963,34 triliun. Tahun ini, kapitalisasi pasar IHSG sempat mencapai Rp 3.778,17 triliun di 1 Agustus lalu. Artinya, kalau dihitung dari posisi tersebut, kapitalisasi IHSG sampai saat ini sudah menyusut sekitar 21,57%.
Para investor tampaknya tidak bisa berharap IHSG bakal segera bangkit dari keterpurukan saat ini. Sebab, sentimen negatif yang menekan pergerakan IHSG tampaknya belum akan segera terakhir.
Pengamat ekonomi dan pasar modal David Sumual memprediksi, pasar saham Indonesia masih akan tertekan selama enam bulan ke depan. "Sebab Eropa masih membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi masalahnya," terang dia, Selasa (4/10).
Maklumlah, Eropa baru memiliki lembaga moneter, tapi tidak punya lembaga fiskal. Selain itu tidak ada lembaga keuangan khusus yang menangani seluruh Eropa. Alhasil, setiap langkah penyelesaian membutuhkan persetujuan parlemen dan pemerintah masing-masing negara di Eropa.
Hal ini memperlambat penyelesaian krisis. Tambah lagi, "Pasar khawatir Yunani mengalami gagal bayar," imbuh Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas.
Hindari risiko
Berlarutnya penyelesaian krisis inilah yang membuat pelaku pasar resah. Hal ini lantas mempengaruhi pasar saham Indonesia yang masih didominasi asing. "Pemodal asing cenderung menghindari risiko, ketika merasa tidak aman, mereka akan menarik modalnya dan pindah ke aset yang lebih aman," kata Wisnu Karto, analis E-trading Securities.
Saat ini pelaku pasar memilih mencairkan investasi di saham dan memindahkan aset ke dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini pula yang membuat dollar AS melejit.
Para analis sudah mulai pesimistis IHSG bisa menembus level 4.000 di akhir tahun. Julio Parningotan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas, menghitung secara teknikal IHSG hanya akan menmbus 3.625 di akhir tahun.
Sementara Purwoko memperkirakan IHSG akan kembali ke atas level 3.500 hingga akhir tahun. Namun indeks saham Indonesia ini tidak akan mencapai 4.000.
Bila prediksi tersebut benar-benar terjadi, artinya investasi di IHSG selama 2011 ini bakal minus. Di akhir 2010 lalu, IHSG ditutup di level 3.703,51. Dengan asumsi IHSG ditutup di level 3.625, artinya IHSG akan minus 2,12%.
Meski begitu, bukan berarti investor tidak bisa memetik untung sama sekali. Analis menilai investor bisa melakukan trading untuk menjaring laba.
Nah, investor bisa memanfaatkan momen pengumuman kinerja keuangan emiten di kuartal tiga yang akan mulai dirilis bulan ini. Wisnu yakin kinerja emiten akan memberi dampak positif ke IHSG.
Selain itu, IHSG masih mendapat dukungan dari fundamental ekonomi Indonesia yang apik. "Konsumsi domestik Indonesia menopang 67% PDB, artinya faktor eksternal seharusnya tidak banyak berpengaruh," kata David.
Dalam jangka pendek, analis memperkirakan IHSG akan menguji support 3.217. Jika level ini tembus, IHSG akan menuju support 3.000. Hari ini IHSG akan bergerak di kisaran 3.217-3.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News