Reporter: Dwi Nicken Tari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kenaikan harga gas alam didukung oleh bertambahnya permintaan dari negara-negara di AS dan Eropa. Sebagaimana yang diketahui, di AS dan Eropa saat ini sedang musim panas, dan beberapa perusahaan perkiraan cuaca memperkirakan bahwa cuaca panas masih akan berlangsung hingga akhir Agustus 2015. Saat cuaca panas ekstrem ini, permintaan gas alam bertambah karena digunakan sebagai tenaga uap untuk pendingin ruangan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (11/8) pukul 2.23 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman September 2015 di bursa New York Mercantile Exchange naik 1,6% ke level US$ 2,842 per mmbtu dibanding hari sebelumnya. Selama sepekan harga sudah tumbuh 3,4%.
Ibrahim, Analis dan Direktur PT Ekuilibrium Komoditi Berjangka menjelaskan bahwa cuaca panas yang ekstrem di negara-negara bagian di AS dan Eropa masih menjadi pemicu naiknya harga gas alam. Mengutip Bloomberg, MDA Weather Services menyebutkan bahwa cuaca panas di bagian timur laut AS, pertengahan Atlantik, dan wilayah Midwest akan berada di atas normal pada 15 Agustus sampai 24 Agustus nanti.
“Walaupun harga komoditas lain saat ini sedang berjatuhan, tapi harga gas alam masih menguat. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan yang berlimpah untuk bahan bakar pendingin ruangan ini,” kata Ibrahim.
Persediaan gas alam pun menyusut seiring meningkatnya permintaan, lanjut Ibrahim. Ditambah lagi, September nanti, produksi gas alam dari tujuh cekungan shale di AS akan berkurang, sehingga terjadi penurunan suplai berturut-turut selama empat bulan terakhir. Namun, Ibrahim masih menduga hal itu masih rumor semata karena adanya ekspektasi Iran akan membanjiri stok gas alam saat sanksi ekonominya dicabut.
Selain cuaca ekstrem dan berkurangnya suplai, kata Ibrahim, sentimen positif untuk gas alam juga datang dari kebijakan pemerintahan Barack Obama di AS yang ingin mengubah tenaga uap, dari batu bara menjadi gas alam.
“Tapi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merealisasikan kebijakan itu, sehingga berdampak positif untuk harga gas alam sekarang,” tambah Ibrahim.
Ibrahim menduga, harga gas alam sampai akhir tahun masih akan naik. Bahkan, untuk Rabu (12/8), harga gas alam masih berpotensi naik karena faktor cuaca panas ekstrem di AS dan Eropa. Tetapi dalam beberapa waktu ke depan, Ibrahim menambahkan, harga gas alam bisa saja koreksi karena suhu kembali normal dan permintaan akan berkurang
“Kebutuhan akan gas alam akan meningkat lagi di awal Desember saat musim dingin di AS dan Eropa,” tambah Ibrahim.
Dari indikator teknikal, Ibrahim menjelaskan bahwa moving average (MA) dan bollinger bands berada 30% di atas bollinger bawah yang mengindikasikan harga berada di area negatif. Tetapi, stochastic, moving average convergence divergence (MACD), dan relative strength index (RSI) berada di area positif 60%. Ibrahim menjelaskan bahwa dari lima indikator teknikal, ada tiga indikator yang mengindikasikan tren positif untuk harga gas alam.
Oleh karena itu, Ibrahim menduga Rabu (12/8) harga gas alam akan berada di kisaran US$ 2.800 – US$ 2.970 per mmbtu. Sementara sepekan, harga gas alam berada di support US$ 1,780 per mmbtu dan resistance US$ 3,000 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News