kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gas alam memanas terpicu cuaca


Senin, 27 Januari 2014 / 07:20 WIB
Gas alam memanas terpicu cuaca
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati laporan kinerja asuransi umum di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Jakarta, Jumat (8/4)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/04/2022.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga gas alam meroket. Cuaca ekstrem di Amerika Serikat memicu lonjakan permintaan, sehingga mendongkrak laju harga bahan bakar ini. Apalagi, stok gas alam di Negeri Paman Sam berkurang drastis selama musim dingin.

Di Bursa Nymex hingga Jumat (24/1), harga gas alam untuk kontrak pengiriman Februari melesat 9,56% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 5,182 per juta kaki kubik (mmbtu). Ini level tertinggi sejak Juni 2010. Dalam sepekan terakhir, harganya pun sudah melejit 16,94%.

"Cuaca dingin bukan hanya di satu lokasi, tapi menerjang wilayah Amerika mulai dari Chicago sampai mengarah ke  negara di bagian Timur," kata Stephen Schork, Presiden Shorck Grup Inc., seperti dikutip Bloomberg.

Bulan Januari menjadi bulan dengan cuaca terdingin di 48 negara bagian di AS. Cadangan gas alam, yang digunakan 49% rumah tangga di AS sebagai pemanas, telah berkurang selama musim dingin.

Energy Information Administration (EIA) menyebut, cadangan gas dalam periode 31 Oktober 2013 - 17 Januari 2014 menyusut 14,9% menjadi 2,423 triliun kaki kubik.

"Harga gas alam bisa naik ke kisaran US$ 5,25 - US$ 5,30 per mmbtu," prediksi John Woods, Presiden JJ Woods Associates.

Pengamat komoditas, Ibrahim menambahkan, cuaca ekstrim menyebabkan rumah tangga di AS membutuhkan gas alam lebih banyak. Cuaca dingin pun diprediksi masih akan berlanjut.

Ia menduga, pada awal pekan ini, harga gas alam masih akan reli. "Tapi, pada Rabu hingga Jumat, harganya berpotensi tertekan, dengan adanya rilisdata produk domestik bruto (PDB) AS yang diprediksi bagus, dan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) soal tapering," ungkapnya.

Secara teknikal, Ibrahim bilang, harga gas alam masih akan menguat, tapi terbatas. Bollinger menunjukkan indikasi penguatan 60%. Moving average (MA) bergerak 60% positif. Stochastic juga bergerak positif di level  65%, yang menunjukkan ada potensi penguatan. Sedangkan, relative strength index (RSI) sudah 60% negatif, dan moving average convergence divergence (MACD) sudah 65% negatif,  yang menunjukkan potensi pelemahan.

Ibrahim menebak, sepekan ini, harga gas alam akan bergulir di kisaran US$$ 4,50-US$ 5,50 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×