CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Garuda mencari utang US$ 500 juta


Kamis, 02 Agustus 2012 / 08:37 WIB
Garuda mencari utang US$ 500 juta
ILUSTRASI. 10 Instansi dengan pendaftar CASN 2021 terbanyak dan terendah, ada pilihan Anda?


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk siap menghimpun utang baru senilai US$ 500 juta. Emiten berkode saham GIAA ini akan menggali utang mulai semester II-2012 hingga semester I-2013. Sumber pendanaan akan berasal dari pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi.

Direktur Keuangan Garuda, Handrito Hardjono, menjelaskan perseroan akan menarik pinjaman perbankan senilai US$ 200 juta pada semester II-2012. "Sebesar US$ 75 juta akan ditarik bulan ini (Agustus) dan senilai US$ 125 juta pada Oktober 2012," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/8).

Pinjaman bertenor lima hingga enam tahun itu diperoleh dari enam bank asing dengan pemimpin sindikasi Citibank. Garuda akan menggunakan dana tersebut untuk membayar pre delivery payment (PDP) atas pesawat baru. Maskapai penerbangan pelat merah ini akan memperoleh pesawat baru sebanyak 10 unit.

Garuda menargetkan tahun ini bisa menambah 20 pesawat baru. Sebanyak 10 unit telah dipenuhi di semester I-2012. Jika pengadaan pesawat baru itu terealisasi, maka pesawat milik Garuda mencapai 105 unit.

Sedangkan penjajakan utang US$ 300 juta kemungkinan dilakukan pada tahun depan. "Opsinya bisa menerbitkan obligasi dan pinjaman bank,"
kata Handrito. Dari jumlah itu, senilai US$ 200 juta untuk PDP dan US$ 100 juta untuk modal kerja.

Garuda Indonesia mungkin akan menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah. Tapi manajemen belum memutuskan porsi nilai penerbitan obligasi maupun pinjaman bank. "Mungkin kami menerbitkan obligasi di semester I-2013," tutur Handrito.

Selama semester pertama tahun ini, perseroan telah mengalokasikan dana investasi senilai US$ 241 juta. Mayoritas dana tersebut dimanfaatkan untuk pengadaan pesawat. Sepanjang tahun ini, Garuda menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai sekitar US$ 400 juta.

Garuda mengharapkan bertambahnya jumlah pesawat bisa mendongkrak kinerja keuangan di masa mendatang. Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar optimistis perseroan bisa memenuhi target kinerja keuangan di tahun ini. Garuda memproyeksikan kenaikan pendapatan 20% year-on-year (yoy) selama 2012. Di akhir Desember 2011, Garuda mencetak pendapatan Rp 27,16 triliun. Jadi, pendapatan Garuda di sepanjang tahun ini ditaksir mencapai senilai Rp 32,59 triliun.

Di semester I-2012, pendapatan Garuda meningkat 17% yoy menjadi US$ 1,51 miliar atau Rp 13,89 triliun (1 US$ = Rp 9.197). Meski pendapatannya bertumbuh, Garuda menderita kerugian periode berjalan senilai US$ 2,02 juta di semester I-2012. "Kami berharap kondisi keuangan Garuda akan membaik di semester kedua ini," tutur Emir. Tapi manajemen GIAA enggan membeberkan estimasi laba bersih hingga akhir tahun nanti.

Jhon Veter, Managing Director Investa Saran Mandiri, sebuah perusahaan pengelola dana, berpendapat kinerja Garuda Indonesia akan kembali membaik pada paruh kedua tahun ini. Menurut dia, karakteristik bisnis penerbangan, khususnya Garuda Indonesia, adalah musiman (seasonal) alias mengandalkan momentum seperti libur sekolah, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.

Dengan demikian, pendapatan Garuda cenderung menurun di semester pertama dan berpeluang meningkat di enam bulan kedua saban tahun. "Musim haji juga akan mendongkrak kinerja Garuda. Sebab, mereka masih mendominasi penerbangan haji," tutur Jhon.

Jhon memperkirakan Garuda Indonesia pada tahun ini sanggup membukukan laba bersih, minimal setara dengan pencapaian laba bersih tahun lalu senilai Rp 808,67 miliar. Dia menyarankan investor membeli saham GIAA jika harganya di bawah Rp 700 per saham. Apabila harga GIAA sudah mencapai level Rp 780 per saham hingga Rp 800 per saham, sebaiknya jual saja. Harga saham GIAA, Rabu (1/8), tak beranjak dari posisi Rp 740 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×