Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Gara-gara perang dagang
Memerahnya pasar saham Asia pada hari ini dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang semakin memanaskan ketegangan perang dagang antara AS-China.
Kemarin (1/8), Trump kembali mengumumkan hal yang mengejutkan. Yakni akan menetapkan 10% pajak tambahan atas barang-barang impor China senilai US$ 300 miliar.
Baca Juga: IHSG merosot 0,81% ke level 6.328,15 pada perdagangan Jumat (2/8) pukul 11.00 WIB
Mengutip Bloomberg, pajak impor baru ini, yang kemudian disebut Trump akan 'melampaui' 25%, akan diberlakukan mulai 1 September mendatang. Barang-barang yang masuk dalam daftar pajak impor antara lain smartphone, laptop dan pakaian anak-anak.
Barang-barang ini akan berada pada daftar teratas untuk barang-barang impor China yang sudah dikenai pajak 25% senilai US$ 250 miliar. Ini artinya, hampir semua perdagangan dengan China akan dikenakan pajak baru.
"Tidak jelas apa yang menyebabkan Trump semakin memperuncing ketegangan perang dagang. Sepertinya Trump berhasil membuat ekonomi global cemas dan berharap China akan tunduk pada tekanan dan menjalankan permintaan AS," jelas Tapas Strickland, ekonom National Australia Bank seperti yang dikutip dari CNBC.
Sentimen negatif lain juga datang dari Jepang. Kabinet Jepang pada hari ini menyetujui untuk mendepak Korea Selatan dari 'daftar putih' negara-negara yang menikmati keistimewaan perdagangan dengan Tokyo.
Kebijakan ini diambil setelah pada bulan lalu Jepang memperketat larangan ekspor untuk tiga bahan baku penting bagi Korsel yang banyak digunakan oleh perusahaan raksasa teknologi untuk membuat memory chip dan display panels.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News