Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara itu, Direktur Riset dan Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai penurunan harga minyak yang berada di bawah US$ 20 per barrel membuat saham-sahan di sektor migas mengalami tekanan.
“Kekhawatiran dan kecemasan harga minyak yang masih berada di posisi terendah inilah yang membuat pelaku pasar dan investor khawatir akan menekan kinerja dari emiten dalam negeri,” ujar Nico kepada Kontan.co.id, Senin (20/4).
Baca Juga: Harga minyak dunia anjlok, emiten sektor ini bisa ketiban pulung
Nico merlihat, prospek emiten-emiten tersebut memang berkorelasi positif terhadap pergerakan harga minyak. Selama wabah virus corona belum berakhir dan dampak permintaan global belum kembali, kinerja emiten-emiten tersebut masih akan tertekan.
Nico merekomendasikan wait and see saham-saham migas sehubungan dengan rencana pertemuan dan kesepakatan OPEC dan OPEC+ yang akan memangkas tingkat produksi minyak.
Apabila harga minyak dapat distabilkan meskipun di harga rendah, maka kinerja dari emiten-emiten tersebut masih bisa terukur dengan baik.
“Namun masalahnya pertemuan dan kesepakatan pun biasanya hanya di awang-awang belaka,” tutup Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News