Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Permintaan safe haven langsung melonjak pada transaksi di awal pekan ini, Senin (4/9), di pasar Asia. Beberapa di antaranya yakni emas dan yen. Kondisi ini terjadi seiring dengan meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea pasca ujicoba bom hidrogen oleh Korut kemarin.
Asal tahu saja, berdasarkan data CNBC, pada pukul 09.40 waktu Hong Kong, nilai tukar dollar melorot hampir 0,5% menjadi 109,71 yen, setelah sebelumnya melemah ke 102,29 yen di awal sesi. Sebagai perbandingan, pada transaksi Jumat, nilai tukar dollar terhadap yen di atas level 110.
Selain itu, franc Swiss yang dianggap sebagai safe haven lain juga menguat dan diperdagangkan di level 0,9607 francs dari posisi 0,965 pada akhir pekan lalu. Pada awal sesi hari ini, franc bahkan sempat perkasa hingga ke level 0,9585 franc.
Sementara, harga emas spot ditransaksikan di posisi US$ 1.333,31 per troy ounce setelah sebelumnya naik ke level US$ 1.336,79 per troy ounce di awal sesi. Posisi tersebut merupakan level tertinggi emas dalam 11 bulan terakhir. Harga si kuning mentereng ini sempat diperdagangkan di kisaran US$ 1.324 pada sesi terakhir Jumat pekan lalu.
Sejumlah pengamat market menilai, lompatan pada harga aset-aset safe haven merupakan reaksi cepat atas peristiwa yang akan terjadi ke depannya.
"Kecuali tidak terjadi aksi dari pihak militer AS -yang mana kami meragukannya- maka sehari atau dua hari ke depan, ketegangan akan mereda kembali, demikian juga halnya dengan market," jelas ING Asia Head of research Rob Carnell.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengecam Korut dan mengatakan bahwa aksi negara tersebut sangat berbahaya bagi AS. Saat ditanyakan apakah AS akan melancarkan serangan militer ke Korut, Trump hanya menjawab: "Kita lihat saja."
Lewat akun Twitternya, Trump juga menyebut bahwa Korut merupakan ancaman besar dan memalukan bagi China, yang terus berupaya membantu mereka namun dengan tingkat kesuksesan yang minim.
Selain itu, AS juga mengancam akan meluncurkan aksi militer besar-besaran terhadap Korut. Ancaman itu diutarakan oleh Menteri Pertahanan Jim Mattis setelah Trump memerintahkan rapat darurat dengan penasihat keamanan nasional AS.
"Setiap ancaman kepada Amerika atau wilayahnya, termasuk Guam, atau negara sekutu lain, akan dijawab dengan respon militer besar-besaran," jelas Mattis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News