kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara corona, kinerja Matahari Department Store (LPPF) di semester I-2020 loyo


Minggu, 02 Agustus 2020 / 08:12 WIB
Gara-gara corona, kinerja Matahari Department Store (LPPF) di semester I-2020 loyo
ILUSTRASI. Gerai Matahari Department Store


Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Matahari Department Store Tbk di sepanjang semester I-2020 kurang memuaskan. Emiten ritel dengan kode LPPF itu mencatatkan penurunan penjualan dan mencetak rugi bersih di enam bulan pertama tahun ini. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan bersih LPPF di semester I-2020 capai Rp 2,25 triliun. Jumlah tersebut turun 62,18% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,95 triliun. 

Jika dirinci, penurunan pendapatan perusahaan terjadi lantaran penjualan eceran LPPF anjlok 62,2% year on year (YoY) menjadi Rp 1,44 triliun dari sebelumnya Rp 3,81 triliun. Sementara penjualan konsinyasi bersih ambles 60,57% YoY menjadi Rp 760,07 miliar dari sebelumnya Rp 2,08 triliun. 

Baca Juga: Tetap ekspansif, LPPF buka gerai di Palembang, Depok dan Tangerang

Di sisi lain, perusahaan juga berhasil menekan beban pokok pendapatan yang menjadi Rp 902,97 miliar dari sebelumnya Rp 2,22 triliun. Namun, laba kotor LPPF pun tercatat lebih rendah hingga 63,8% secara YoY. Di mana, laba kotor LPPF di semester I-2019 capai Rp 3,73 triliun, sementara saat ini hanya Rp 1,35 triliun. 

Penurunan beban terjadi setelah perusahaan berhasil mengurangi biaya. Termasuk upaya untuk memperoleh keringanan sewa, yang telah menghasilkan penurunan pengeluaran operasional  53,8% pada kuartal II 2020. Asal tahu saja, pengeluaran operasional LPPF mampu ditekan menjadi Rp 1,66 triliun dari sebelumnya Rp 2,24 triliun. 

Akan tetapi langkah tersebut belum mampu menyelamatkan laba operasional LPPF. Di enam bulan pertama 2020 LPPF menanggung rugi operasional hingga Rp 312,26 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, LPPF masih mampu mencatatkan laba operasional Rp 1,48 triliun.

Penghasilan keuangan LPPF yang tercatat meningkat hingga 11,02% YoY menjadi Rp 19,35 miliar dari sebelumnya Rp 17,43 miliar, belum mampu mengerek laba sebelum pajak penghasilan. Di semester I tahun ini, LPPF pun harus menanggung rugi sebelum pajak penghasilan hingga Rp 354,94 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu, LPPF mencatatkan laba periode berjalan hingga Rp 1,48 triliun. 

Akibatnya, di enam bulan pertama 2020 ini, LPPF mencatatkan rugi bersih Rp 357,87 miliar. Padahal di semester I-2019, laba bersih perusahaan capai Rp 1,16 triliun. 

Menurut manajemen LPPF, penurunan kinerja perusahaan di periode Januari-Juni 2020 dipicu oleh pandemi Covid-19 yang juga berdampak pada operasional perusahaan. 

Baca Juga: Terpapar pandemi corona, LPPF rugi Rp 358 miliar di semester I 2020

Walaupun tertekan pandemi Covid-19,  LPPF memutuskan untuk tetap melakukan pembukaan sejumlah gerai sesuai dengan rencana. Asal tahu saja, di semester I 2020 ini LPPF telah menambah tiga gerai baru dengan luas 6.000 hingga 7.000 meter persegi setiap gerainya. 

Gerai anyar tersebut terletak di Palembang, Depok, dan Tangerang. Sehingga total yang dimiliki LPPF sebanyak 154 gerai yang beroperasi di 76 kota.

CEO dan Wakil Presiden Direktur LPPF Terry O'Connor menjelaskan, walaupun membuka beberapa gerai baru, pihaknya juga menutup gerai-gerai Matahari yang berkinerja kurang baik dengan mempertimbangkan akhir masa sewa atau peluang real estat yang menarik.

" Namun, mengingat terjadinya pandemi COVID-19 serta upaya kami untuk merestrukturisasi bisnis, kami memutuskan untuk mempercepat penutupan gerai yang berkinerja kurang baik," jelas Terry O'Connor dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (30/7). 

Lebih lanjut ia menjelaskan, hingga akhir tahun ini pihaknya bermaksud memiliki portofolio sekitar 150 gerai dengan format besar yang menguntungkan. 

Sekadar informasi, sepanjang semester I 2020 ini LPPF memiliki aset hingga Rp 8,68 triliun. Jumlah tersebut naik 79,71% dibanding akhir tahun 2019 yang mencapai Rp 4,83 triliun. 

Sementara itu, liabilitas LPPF juga tercatat meningkat drastis menjadi Rp 7,63 triliun dari sebelumnya Rp 3,09 triliun. Di sisi lain, ekuitasnya menurun tipis menjadi Rp 1,05 triliun, dari akhir tahun lalu yang dibukukan Rp 1,75 triliun. 

Adapun liabilitas yang meningkat ini salah satunya karena liabilitas lancar yakni pinjaman bank sebesar Rp 2,07 triliun. 

Mengutip laporan keuangannya, pada 11 Juni 2020 LPPF mendapat tambahan fasilitas kredit baru untuk modal kerja senilai Rp 500 miliar yang berlaku hingga 11 Desember 2020. 

Selain itu, liabilitas tidak lancar LPPF khususnya kewajiban sewa jangka panjang juga membengkak Rp 3,02 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×